News24xx.com – Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari negaranya pada Rabu, 13 Juli 2022 bersama sang istri dan pengawalnya.
Ketiganya kabur menggunakan pesawat Angkatan Udara Sri Lanka menuju Kota Male, ibu kota Maladewa atau Maldives.
Rajapaksa menunjuk Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe sebagai pengganti sementara. Namun, pengunjuk rasa tidak menerima hal tersebut. Mereka menuntut agar Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe juga mundur.
Kendati demikian, dengan adanya penunjukan tersebut menimbulkan warga untuk melakukan protes lagi.
Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di luar kompleks kantor perdana menteri dan beberapa memanjat tembok. Kerumunan itu meneriakkan dukungannya dan melemparkan botol air ke mereka yang menyerbu masuk.
Puluhan orang kemudian terlihat di dalam kantor dan berdiri di teras atap sambil mengibarkan bendera Sri Lanka.
“Kami membutuhkan keduanya… untuk pergi,” kata Supun Eranga seorang pegawai negeri sipil berusia 28 tahun di antara kerumunan sebagaimana dilansir dari NPR pada Rabu (13/7/2022).
“Ranil tidak bisa memenuhi apa yang dia janjikan selama dua bulan, jadi dia harus berhenti. Yang Ranil lakukan hanyalah mencoba melindungi Rajapaksa,” katanya.
Polisi awalnya menggunakan gas air mata untuk mencoba membubarkan para pengunjuk rasa di luar kantor perdana menteri tetapi gagal. Justru semakin banyak yang berbaris di jalan menuju kompleks.
Kantor Wickremesinghe sebelumnya telah memberlakukan keadaan darurat. Status ini memberikan kekuasaan yang lebih luas kepada militer dan polisi, hingga penetapan jam malam segera di provinsi barat yang meliputi Kolombo.