News24xx.com – Perusahaan Twitter menuduh CEO Tesla Elon Musk adalah orang yang munafik, setelah Musk membatalkan tawaran pembelian media sosial berlambang burung itu senilai USD 44 miliar secara sepihak.
Akibatnya, Twitter menggugat Elon Musk sebagai upaya memaksa CEO Tesla untuk menepati janjinya membeli perusahaan seharga USD 44 miliar.
“Cara Musk keluar dari kesepakatan adalah model kemunafikan,” bantah penggugat, menuduh miliarder itu bernegosiasi dengan itikad buruk, dikutip dari India Times, Rabu (13/7/2022).
“Setelah memasang tontonan publik untuk memainkan Twitter, kemudian usai mengusulkan dan menandatangani perjanjian merger yang ramah penjual, Musk tampaknya percaya bahwa dia bebas untuk berubah pikiran. Ini menghancurkan perusahaan, mengganggu operasinya, menghancurkan nilai pemegang saham, lalu lepas tangan,” demikian isi gugatan tersebut.
Perusahaan media sosial itu juga mengatakan bahwa Musk telah melakukan daftar panjang pelanggaran kontrak material yang telah menghancurkan Twitter dan bisnisnya.
“Twitter melakukan tindakan ini untuk mencegah Musk melanggar kesepakatan lebih lanjut dan memaksa Musk memenuhi kewajiban hukumnya. Daripada menanggung biaya penurunan pasar, seperti yang disyaratkan oleh perjanjian merger, Musk ingin mengalihkannya ke pemegang saham Twitter,” tulis gugatan itu.
Pada hari Rabu, 13 Juli 2022, Musk merespon gugatan tersebut dengan melontarkan cuitan di akun Twitternya: “Oh ironi LOL.”
Diketahui Elon Musk secara resmi mengakhiri tawarannya untuk membeli Twitter. Setelah mengisyaratkan bahwa dia tidak lagi menginginkan perusahaan karena perhitungan akun bot dan pernyataan palsu yang Twitter buat. Sehingga kuasa hukum Musk mengambil langkah untuk mengakhiri kesepakatan senilai USD 44 miliar untuk membeli Twitter.
“Musk mengakhiri perjanjian penggabungan karena Twitter melakukan pelanggaran material terhadap beberapa ketentuan perjanjian itu, tampaknya telah membuat pernyataan palsu dan menyesatkan yang kepada Musk ketika memasuki perjanjian penggabungan dan kemungkinan akan merugikan perusahaan,” tulis pengacara Musk dalam surat kepada Chief Legal Officer Twitter, Vijaya Gadde, dikutip dari TechCrunch, 11 Juli 2022.
Musk menunjuk pada klaimnya yang tidak berdasar bahwa Twitter menyesatkan investor dan pengguna tentang jumlah akun palsu di platformnya, yang telah lama diperkirakan perusahaan di bawah 5%.
Musk tidak mendapatkan jumlah bot Twitter sebelum menandatangani kesepakatan dan benar-benar menyebutkan bahwa ia berencana untuk menangani masalah spam platform sebagai pemilik baru perusahaan.
Secara luas diasumsikan bahwa Musk ingin keluar karena pasar anjlok tak lama setelah persyaratan kesepakatan disepakati, yang sebagian juga berpengaruh pada sebagian besar saham Tesla-nya juga.
Saham pembuat kendaraan listrik tersebut terpangkas setengahnya antara April dan akhir Mei dan belum pulih sejak itu.
Pada pertengahan Mei, harga saham Twitter sendiri telah turun menjadi kurang dari USD 40 per saham. Musk menggunakan saham Tesla miliknya untuk mendukung rencana akusisi atas Twitter. (***)