Suami korban penembakan yang merupakan personel Arhanud,l ikut diperiksa di Polrestabes Semarang. Kasus penembakan terhadap R, istri anggota TNI , di Jalan Cemara, Banyumanik, Semarang.
“Walaupun suaminya akan tetapi istrinya tetap berstatus warga sipil. Maka pemeriksaan dilakukan oleh anggota personel Polrestabes Semarang. Suaminya juga diperiksa, cuma kita tetap melibatkan penyidik dari unsur TNI juga,” kata Kapendam IV Diponegoro Letkol Inf Bambang Hermanto saat dikonfirmasi, Rabu (20/7).
Dia menyebut sang suami sedang berada di rumah saat istrinya ditembak. Berdasarkan keterangan awal, dia tengah berada di lantai dua ketika aksi kejahatan itu terjadi.
Penyelidikan saat ini berhati-hati untuk mendalami kasus itu. Pemeriksaan bersama penyidik gabungan dengan harapan kasusnya segera terungkap. “Kita hati-hati, jangan terburu-buru. Supaya hasilnya bisa maksimal,” tulisnya.
Korban Masih Dirawat
Saat ini, Kodam IV/Diponegoro dengan Polda Jateng telah membentuk tim khusus TNI-Polri dalam rangka penyelidikan kejadian tersebut di atas.
“Saya sampaikan saat ini korban dalam kondisi sehat tetapi masih dirawat di rumah sakit. Untuk penyelidikan sudah dilaksanakan olah TKP, saksi-saksi masih dalam proses pemeriksaan dan tim terus mengumpulkan informasi yang dibutuhkan,” jelasnya.
Tim gabungan juga masih mengembangkan motif penembakan dari dugaan awal pembegalan serta berusaha segera mengungkap motif asli pelaku. “Tentunya semua proses tahap penyelidikan nanti diinformasikan secara bertahap dan transparan sesuai perkembangan,” ujarnya.
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan, kejadian yang menimpa istri anggota TNI tersebut kemungkinan aksi penembakan berencana. Dari penelusuran CCTV dan pemeriksaan saksi, pelakunya menunggu, membuntuti, lalu menembak korban dua kali waktu jeda.
“Itu memenuhi syarat berencana. Mulai dari korbannya diikuti empat orang, pelakunya naik motor tanpa pelat dan menggunakan penutup wajah. Tentu saja hal ini yang kita perdalam lagi. Termasuk apakah senjata yang rakitan atau ada kepemilikan itu juga sedang dikurangi,” menyimpulkan. (sumber-Merdeka.com)