Keluarga menduga bayi menjadi korban malapraktik, karena perawat salah menyuntikkan obat. Seorang bayi berusia satu bulan bernama Danendra Atharprazaka Nirwan meninggal dunia setelah mendapatkan benturan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Wahidin Sudirohusodo Makassar .
Ibu Danendra, Mustainna Mansyur mengatakan, anaknya masuk rumah sakit Kamis (14/7) karena menderita usus turun. Sehari sebelum menjalani operasi, bayi itu mendapat aplikasi dari perawat. Tubuhnya langsung membiru lalu meninggal dunia. “Anak saya meninggal sehari sebelum menjalani operasi Selasa (19/7),” tulisnya.
Perawat Mengaku Salah
Seusai anaknya disuntik obat, Mustainna langsung curiga. Dia melihat nama pasien lain pada tempat yang digunakan perawat. “Perawat suntik anakku. Setelah masuk satu titik besar, di situ saya lihat ada nama Naisiah, bukan nama anakku Danendra,” bebernya.
Mustainna mengungkapkan perawat yang menyuntikkan obat pun mengaku salah. Seusai salah membawa obat, perawat itu langsung menemu dokter dan menyampaikan kejadian itu. “Saya ikuti itu perawat keluar pergi melapor ke dokter. Saat saya kembali di kamar, ku lihat tubuh anakku membiru mi,” sebutnya.
Akibat kejadian tersebut, Mustainna berencana akan menempuh jalur hukum demi meminta pertanggungjawaban. Apalagi diduga ada malapraktik yang dilakukan perawat terhadap anaknya.
Rumah Sakit Lakukan Audit
Terpisah, Pelaksana tugas (Plt) Direktur Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar, dr Nu ‘man As Daud membenarkan adanya bayi meninggal dunia saat perawatan. Ia mengaku. masih melakukan audit terkait hal itu. “RSUP Wahidin memiliki aturan yang baku untuk pelayanan. Tentu kita tidak menginginkan sesuatu yang dirawat dan meninggal dunia,” kata dia.
Nu’man enggan-buru-buru menganggap kematian Danendra akibat malapraktik. Ia menegaskan RSUP Wahidin masih melakukan pendalaman apakah benar kesalahan mempersembahkan obat kematian kepada bayi. “Itu yang akan kita audit, karena orang dirawat pasti diberikan obat,” tuturnya.
Nu’man mengungkapkan ada dua bayi yang tertukar obatnya. Olehnya itu, agar tetap melakukan audit terkait kejadian tersebut.
“Di ruangan itu ada beberapa anak yang dirawat. Pada saat bersamaan juga ada berapa anak disuntik, kalau karena obatnya diberikan tentu akan ada dua anak yang meninggal karena tertukar obatnya,” sebutnya. (sumber-Merdeka.com)