Polisi masih melakukan penyelidikan dugaan pembunuhan terhadap kedua korban yang ditemukan tewas bersimbah darah tersebut. Kasus kematian pasutri Porepadang (54) dan Sabriani (50) di Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) belum terungkap.
“Kalau penyebab kematian karena adanya penganiayaan di bagian kepala,” kata Kapolres Mamasa AKBP Harry Andreas saat dikonfirmasi wartawan, Senin (8/8/2022).
Polisi memastikan kedua korban dibunuh menggunakan alat tertentu hingga kepalanya luka. Hanya saja Harry belum menjelaskan detail terkait alat yang dimaksud. “Kemungkinan dibunuh dengan alat tertentu, menyebabkan luka pada bagian kepala (kedua korban),” lanjutnya.
Diketahui pasutri tersebut ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya di Kelurahan Aralle, Kecamatan Aralle, Minggu pagi (7/8). Pihaknya pun masih menunggu hasil visum untuk mengetahui penyebab luka di kepala masing-masing korban. “Kami masih mempelajari itu, belum dipastikan, karena harus ada hasil visum et repertum,” bebernya.
Namun Harry menjelaskan, jumlah luka di kepala masing-masing korban bervariasi. Dengan letak posisi luka yang berbeda. “Yang suami (Porepadang) sekitar enam luka (kepala), di depan, samping dan belakang, yang ibu, istrinya sekitar dua luka,” tutur Harry.
Sejauh ini polisi juga masih melakukan pemeriksaan saksi untuk mengumpulkan bahan keterangan terkait peristiwa ini. Diharapkan kasus ini bisa segera terungkap. “Masih berjalan, kita masih belum bisa sampaikan berapa orang, dan siapa saja yang diperiksa, dari kemarin sampai pagi ini masih berjalan pemeriksaan,” tegasnya. (sumber-Detik.com)