NEWS24XX.COM – Ukraina pada hari Rabu menuduh Rusia melakukan serangan roket di dekat pembangkit listrik yang dikuasai Rusia, yang dikatakan telah menewaskan 14 warga sipil dan melukai 11, lima di antaranya dikatakan kritis.
Serangan baru di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa telah menimbulkan ketakutan baru akan bencana nuklir.
Gubernur Regional Valentin Reznichenko menulis di Telegram bahwa Rusia telah menembakkan total 80 roket ke daerah tersebut.
Mendesak warga untuk berlindung ketika mereka mendengar sirene serangan udara, Reznichenko menulis, “Itu adalah malam yang mengerikan. Saya meminta dan memohon kepada Anda… Jangan biarkan Rusia membunuh Anda.”
Sebagian besar korban berada di kota Marganets, tepat di seberang Sungai Dnieper dari pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.
Kepala dewan daerah Mykola Lukashuk menginformasikan bahwa serangan itu juga merusak saluran listrik lokal, menyebabkan ribuan orang kehilangan listrik.
Sementara itu, Kelompok Tujuh Negara Industri (G7) mengecam pendudukan Rusia atas pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhya dan ingin Moskow segera menyerahkan kembali kendali penuh pembangkit itu ke Ukraina.
Staf Ukraina yang mengoperasikan pabrik “harus dapat melaksanakan tugas mereka tanpa ancaman atau tekanan. Kontrol berkelanjutan Rusia terhadap pabrik yang membahayakan kawasan itu,” kata menteri luar negeri G7 dalam sebuah pernyataan.
Baik Ukraina dan Rusia saling menuduh menembaki sekitar pabrik. Ukraina bahkan mengatakan bahwa Rusia telah menempatkan ratusan tentara dan menyimpan amunisi di pabrik tersebut.
Pabrik tersebut telah berada di bawah kendali Rusia sejak 4 Maret.
Ketegangan telah membawa kembali kenangan akan bencana nuklir Chernobyl 1986 di Ukraina Soviet, yang menewaskan ratusan orang dan menyebarkan kontaminasi radioaktif ke sebagian besar Eropa.
Sementara itu, ledakan di lapangan terbang Saki di Krimea sehari sebelumnya membuat panik para pengunjung pantai yang terlihat melarikan diri dari pantai bersama anak-anak dalam video yang diunggah di media sosial di tengah kepulan asap kelabu.
Moskow menegaskan bahwa ledakan itu disebabkan oleh amunisi yang meledak dan bukan tembakan Ukraina. Namun, Ukraina kini mengatakan bahwa sembilan pesawat tempur Rusia hancur dalam ledakan tersebut.