Pembunuhan Brigadir J atau Brigadir Yoshua motifnya belum terkuak secara utuh, dan penyidik mengatakan nanti akan dibuka di pengadilan. Terbaru, timsus Polri menyebut tersangka Irjen Ferdy Sambo menjadi marah karena perbuatan Yoshua melukai harkat dan martabat keluarga, tapi perbuatan yang dimaksud belum dijelaskan dengan rinci.
Penjelasan soal motif pembunuhan rahasia awalnya disinggung oleh Menko Polhukam Mahfud Md. Kala itu Mahfud menilai motif pembunuhan sensitif dan mungkin hanya boleh didengar oleh orang-orang dewasa saja.
“Soal motif biar nanti dikonstruksi hukumnya karena itu sensitif, mungkin hanya boleh didengar oleh orang-orang dewasa,” kata Mahfud dalam jumpa pers di Kemenko Polhukam, dilansir dari detikNews, Selasa (9/8).
Kendati demikian, Mahfud menyerahkan sepenuhnya kepada timsus Polri. Konstruksi perkara penembakan Brigadir J masih disusun. “Biar nanti dikonstruksi motifnya,” ujar Mahfud.
Mahfud Ngaku Dapat Bocoran
Mahfud juga sempat mengklaim dirinya menerima bocoran soal motif pembunuhan Brigadir J. Namun dia tetap meminta masyarakat menunggu agar motif itu dikonstruksikan lebih dulu oleh Polri.
“Saya dapat bocoran tapi kan tidak boleh saya mengatakan yang begitu-begitu, biar dikonstruksi dulu. Dapat hal-hal yang mungkin tidak pernah muncul di publik dari Komnas HAM, dari LPSK, dari orang perorangan, dari para senior Polri, senior tentara dan sebagainya,” kata Mahfud dilansir dari detikNews, Kamis (11/8).
Kemudian dilihat pula pada Kamis (11/8/2022), Mahfud menyebut soal motif pembunuhan Brigadir J adalah sesuatu yang sensitif untuk disampaikan.
“Kalau Anda ikuti jumpa pers itu, kan wartawan Tv One bertanya, ‘Pak ini sudah jelas pelakunya tapi motifnya apa?’. Lalu saya bilang kalau motif biar dikonstruksikan hukumnya oleh Polri jangan tanya ke saya, karena apa, karena menurut saya ini sensitif,” kata Mahfud.
Ia kemudian menjabarkan contoh sensitivitas yang dimaksud sehingga motif itu memang hanya bisa diketahui oleh orang dewasa. Sedikitnya ada tiga hal yang dibahas oleh Mahfud.
“Apa sensitifnya? Menyangkut orang dewasa. Satu, pertama katanya pelecehan, pelecehan tuh apa sih? Apakah membuka baju atau apa. Itu kan untuk orang dewasa,” kata Mahfud.
“Kedua katanya perselingkuhan empat segi. Siapa yang bercinta dengan siapa, gitu kan,” sambungnya.
Sementara untuk hal yang ketiga, Mahfuf menyinggung usaha perkosaan yang memicu penembakan.
“Ketiga ada yang terakhir, yang muncul karena usaha perkosaan, lalu ditembak. Itu kan sensitif,” ujarnya.
Polri Enggan Memerinci Soal Motif
Polri menegaskan tak akan mengungkap secara gamblang motif pembunuhan Brigadir J ke publik. Motif yang terbilang sensitif menjadi salah satu penyebabnya.
Alasan pertama Polri tak mengungkap soal motif karena Polri harus menjaga perasaan dua pihak, baik dari pihak Brigadir J maupun pihak dari Irjen Ferdy Sambo.
“Baik, rekan-rekan, Pak Kabareskrim sudah menyampaikan untuk motif ini Pak Kabareskrim menyampaikan harus menjaga perasaan dua pihak, baik pihak dari Brigadir Yoshua maupun pihaknya dari Saudara FS,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan di Bareskrim Polri, Kamis (11/8).
Kedua, Dedi menyinggung keterangan Menko Polhukam Mahfud Md bahwa kasus kematian Brigadir J merupakan kasus yang sensitif. Dia menilai akan timbul pandangan yang berbeda-beda jika motif pembunuhan menjadi konsumsi publik.
“Dan Pak Menko Polhukam sudah menyampaikan juga karena ini masalah sensitif nanti akan dibuka di persidangan. Di persidangan silakan, kalau dikonsumsi ke publik nanti timbul image yang berbeda-beda,” ujarnya.
Sementara untuk alasan yang ketiga adalah motif pembunuhan yang dilakukan Ferdy Sambo merupakan materi penyidikan. Motif itu biarlah disampaikan di persidangan.
“Karena ini materi penyidikan dan semuanya nanti akan diuji di persidangan insyaallah nanti akan disampaikan di persidangan,” jelas Dedi. (sumber-Detik.com)