Terkuak karena beberapa hal ini Bharada E alias Richard Eliezer Pudihang Lumiu , menjadi salah satu faktor kunci terbongkarnya Irjen Ferdy Sambo di balik kasus pembunuhan Brigadir J alias Nofriansyah Yoshua Hutabarat. Terungkap juga sejumlah hal yang membuat Bharada E berani membuka sepak terjang mantan atasannya itu di balik tewasnya Yoshua.
Bharada E awalnya menjalankan skenario yang disusun Ferdy Sambo bahwa dirinya terlibat kontak tembak dengan Brigadir J. Bharada E kemudian memberikan kesaksian tersebut saat dirinya diperiksa oleh Komnas HAM pada Selasa (26/7).
Belakangan Bharada E terang-terangan mengakui dirinyalah yang menembak Brigadir Yoshua. Namun dia menegaskan dirinya melakukan itu atas perintah atasannya alias Irjen Ferdy Sambo dan tak ada adu tembak seperti yang dia sampaikan pada berita acara pemeriksaan (BAP) sebelumnya.
“Ya, dia diperintah oleh atasannya,” kata pengacara Bharada E, Deolipa Yumara saat dimintai konfirmasi, Minggu (7/8).
Dirangkum dari detikNews, berikut 6 hal yang membuat Bharada E akhirnya berani membongkar Irjen Ferdy Sambo sebagai pembunuh Brigadir J:
1. Tidak Nyaman
Deolipa Yumara mendatangi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) pada Senin (8/8) lalu. Saat itu Deolipa menyampaikan beberapa hal yang mendorong Bharada E akhirnya lebih terbuka di kasus Brigadir J.
Deolipa mengatakan kliennya selama ini tertekan dan perasaannya tidak nyaman. Namun dia menegaskan tekanan itu bukan dari penyidik, melainkan tindakan Bharada E yang sudah menembak Brigadir J karena perintah Ferdy Sambo.
“Bharada E ini kan galau, dan tertekan, kemudian perasaannya tidak nyaman. Tidak nyaman bukan karena tekanan dari penyidik, tidak. Tapi tidak nyaman karena tindakan dia yang memang sudah dia lakukan, tapi dia harus mengatakan hal yang berbeda dari yang dia alami,” kata Deolipa Yumara di Kantor LPSK, Ciracas, Jakarta Timur, Senin (8/8).
2. Tekanan Masa Lalu
Masih di Kantor LPSK, Deolipa juga mengatakan kliennya mengalami tekanan masa lalu. Namun Deolipa saat itu tidak menjelaskan lebih jauh.
Deolipa awalnya mengatakan Bharada E yang lebih terbuka juga ada hubungannya dengan pergantian pengacara, namun itu bukan penyebab tunggal. Sebab, Bharada E juga mengalami tekanan masa lalu.
“Ya, mengubah keterangan ada kaitannya dengan pergantian pengacara juga. Ada kaitannya dengan masa lalu juga, tekanan-tekanan masa lalu,” katanya.
3. Skenario Masa Lalu
Selain itu, Deolipa juga menyinggung skenario masa lalu. Dia tak menjelaskan lebih lanjut soal skenario masa lalu tersebut.
Namun setelah Irjen Ferdy Sambo tersangka, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sempat menyinggung bahwa Sambo membuat skenario ada tembak menembak yang menewaskan Brigadir J. “Kemudian skenario-skenario masa lalu yang dia alami,” kata Deolipa.
Deolipa juga mengatakan Bharada E lebih terbuka karena menyadari tindakannya dan kini ingin membuat kasus terang benderang.
“Jadi ketika kemudian dia sudah tidak lagi seperti itu. Dia kembali ke wilayah baru mulai kemarin, hari Sabtu (6/8) dia mulai sadar bahwasanya dia harus melakukan tindakan sebenar-benarnya dan seterang-terangnya apa yang dialaminya. Apa yang dilakukannya, apa yang didengarnya,” papar Deolipa.
4. Bicara dari Hati ke Hati
Deolipa juga mengaku pihaknya berbincang dari hati ke hati dengan Bharada E. Dia mengingatkan soal kepatuhan kepada Tuhan.
“Kita ajarkan dia mengenai doa supaya Tuhan berkenan kepada apa yang dia lakukan, dia mulai sadar. Ketika dia mulai sadar akhirnya dia merasa plong nyaman dia berdoa sama Tuhan,” ucapnya.
“Cuma kemudian untuk kepentingan hukum dia meminta kepada kami untuk mengajukan permohonan perlindungan hukum dan dia bersedia menjadi justice collaborator,” ujarnya.
5. Orang Tua Bharada E Didatangkan
Sementara itu, Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto memberikan penjelasan lain bagaimana Bharada E membuka tabir kasus tersebut. Namun Agus menilai keterbukaan Bharada E bukan karena pengacaranya.
“Bukan karena pengacara itu dia mengaku,” kata Agus kepada wartawan, usai jumpa pers di Mabes Polri, Selasa (9/8).
Komjen Agus mengatakan Bharada E tergugah mengakui penembakan di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jaksel usai Timsus Polri mendatangkan orang tua Bharada E sehingga dengan cara itu Bharada E akhirnya membuat pengakuan sendiri.
“Apa yang dilakukan oleh timsus menyampaikan kepada dia kasih orang tuanya didatangkan, adalah upaya membuat dia untuk tergugah bahwa ancamannya cukup berat, jadi jangan tanggung sendiri. Sehingga dia secara sadar membuat pengakuan,” tutur Agus.
“Jadi jangan tiba-tiba orang ditunjuk sebagai pengacara untuk mendampingi pemeriksaan terus dia ngoceh di luar, seolah-olah pekerjaan dia, itu kan nggak fair,” tambahnya.
6. Pemeriksaan Mendalam oleh Timsus
Irwasum Polri Komjen Agung Budi turut memberikan penjelasan soal hal yang membuat Bharada E berani membongkar sepak terjang Ferdy Sambo. Menurutnya, pemeriksaan mendalam oleh Timsus menjadi salah satu faktor kunci karena Bharada E akhirnya mengeluarkan unek-unek yang selama ini dia pendam.
“Ada hal yang menonjol pada saat pemeriksaan khusus ini, terhadap Bharada RE, pada yang bersangkut pada saat dilakukan pemeriksaan mendalam ingin menyampaikan unek-unek,” kata Komjen Agung saat jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (9/8).
Bahkan kata Komjen Agung, Bharada E memilih menulis sendiri unek-uneknya soal keterlibatan Irjen Ferdy Sambo. Agung mengatakan tulisan kronologi tersebut dilengkapi dengan materai dan cap jempol Bharada E.
“Dia ingin menulis sendiri, ‘Tidak usah ditanya Pak, saya ingin menulis sendiri’. Yang bersangkutan menulis dari awal bahwa dia melakukan adalah yang bersangkutan. Dengan dilengkapi dengan cap jempol dan materi,” tegasnya. (sumber-Detik.com)