Seorang pelajar kelas X di SMKN 2 Jember, tewas diduga akibat penganiayaan teman, Selasa (23/8) lalu. Dua pejabat Dinas Pendidikan Jatim saat dikonfirmasi memberikan keterangan yang berbeda terkait kejadian itu.
Kabid SMK/SMA Dinas Pendidikan Jatim Cabang Jember M Khotib saat dikonfirmasi membantah ada peristiwa pemukulan. Namun, ia membenarkan ada pelajar yang meninggal akibat permasalahan dengan rekannya.
“Tidak ada kontak fisik. Hanya ucapan saja, dibentak. Diduga korban ada riwayat penyakit (jantung) dan meninggal. Ini berdasarkan informasi yang saya dapat dari kepala sekolahnya,” tutur Khotib.
Keterangan berbeda disampaikan atas Khotib, yakni Kepala Dinas Pendidikan Jatim Cabang Jember Mahrus Syamsul. Ia membenarkan ada kontak fisik atau pemukulan yang terlupakan yang dilakukan pelaku kepada korban. Motif konflik dua siswa pria tersebut terlupakan karena masalah pribadi.
“Informasi yang saya dapat dari kepala sekolahnya, ada bekas luka di bagian leher korban. Mereka sama-sama kelas X. Kalau korban selama ini dikenal sebagai anak baik-baik dan bertubuh kecil,” tutur Mahrus.
Sementara tersangka yang dikenal sebagai pelajar dengan sejarah buruk dan pernah diduga menggunakan narkoba. “Ya like itu memang informasi yang kami terima (pernah menggunakan narkoba),” papar Mahrus.
Sudah Ditangani Polisi
Peristiwa kekerasan itu terjadi di lingkungan sekolah pada Selasa (23/08) siang, sekitar pukul 12:00 WIB saat pelajaran sekolah. “Di halaman sekolah,” jelas Mahrus.
Setelah dipukul, korban sempat dirawat di UKS. Namun karena kondisi memburuk, korban yang dikeluarkan untuk RSD dr Soebandi Jember. Namun sayang, nyawanya tidak tertolong.
“Para pelaku terduga sempat menghilang setelah peristiwa tersebut. Tetapi sorenya sudah berhasil ditemukan,” papar Mahrus.
Kasus ini ditangani kepolisian . “Sehingga pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan menyerahkan proses hukum kepada pihak berwajib,” pungkas Mahrus.
Pantauan merdeka.com , aktivitas belajar mengajar di SMKN 2 Jember pada Rabu (24/8) masih berjalan normal. Namun Dinas Pendidikan Jatim sempat mengumpulkan para guru dan murid untuk diberi pengarahan penutupan. (sumber-Merdeka.com)