Seorang santri Ponpes Gontor, Albar Mahdi (AM) meninggal dunia. Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan perhatian serius pada kasus-kasus kecemasan santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Gontor Ponorogo, Jawa Timur. Dia harap pimpinan ponpes tersebut benar-benar mengambil sikap tegas terkait kasus itu.
“MUI menghargai dan mendukung penuh langkah-langkah pimpinan pondok yang telah mengambil tindakan tegas terhadap pelaku memecatnya sebagai santri dan mengeluarkannya dari pondok,” kata Wakil Ketua MUI Anwar Abbas dalam pesan tertulis yang diterima di Jakarta , Kamis (8/9).
MUI berharap pimpinan Ponpes Darussalam Gontor bisa menyelesaikan kasus ini dengan pihak keluarga korban sebaik-baiknya dan searif-arifnya. Sesuai dengan watak dan jati diri pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang tunduk dan patuh pada hukum yang berlaku.
MUI Berbelasungkawa
Langkah-langkah seperti itu, lanjut dia, bernilai penting untuk dilakukan Pondok Pesantren Gontor agar peristiwa serupa tidak terulang kembali. Sehingga, proses pendidikan serta proses belajar-mengajar di ponpes tetap dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Anwar menyampaikan belasungkawa atas nama MUI untuk meninggalnya salah satu santri Ponpes Gontor, Albar Mahdi (AM) yang diduga didorong oleh oknum santri senior. Menurut dia, kejadian ini sangat mengagumkan dan patut disesali. “Hal ini tentu sangat berharga dan patut disesali,” ujarnya.
Kronologi
Sebelumnya pada Selasa (6/9), Ponpes Gontor mengakui adanya perkiraan terhadap santri Albar Mahdi/AM (17) oleh sesama santri yang mengakibatkan remaja asal Palembang, Sumatera Selatan, itu meninggal dunia.
“Berdasarkan temuan tim pengasuhan santri memang ditemukan dugaan perkiraan yang menyebabkan korban meninggal,” kata Juru Bicara Ponpes Darussalam Gontor Ustadz Noor Syahid, di Ponorogo, Jawa Timur.
Sejauh ini, tambah dia, Ponpes Gontor telah mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku terduga dengan mengeluarkan santri yang terlibat dalam kasus itu.
Pada Rabu (7/9), aparat Kepolisian Resor Ponorogo menggelar prarekonstruksi kasus tersebut. Reka kejadian awal itu dilakukan di titik-titik lokasi kejadian hingga saat santri Albar Mahdi mulai dievakuasi ke pos kesehatan pondok dan akhirnya dibawa ke IGD rumah sakit.
“Total ada 50 adegan yang dilakukan saksi dan peran pengganti korban dalam prarekonstruksi hari ini,” kata Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono. (sumber-Merdeka.com)