Teleskop antariksa James Webb (JWST) menangkap foto exoplanet alias planet ekstrasurya pertamanya. Bagaimana bisa menangkap objek angkasa yang amat sukar difoto langsung?
Foto pertama itu diungkap Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pada Kamis (1/9). Isinya adalah planet di luar tata surya kita yang bernama HIP 65426 b yang ditangkap lewat observasi teleskop inframerah.
Planet yang disebut masih berusia muda ini memiliki massa enam hingga delapan kali massa Jupiter, planet terbesar di tata surya kita yang berdiameter 142.984 km. Sebagai perbandingan, Jupiter menurut Universe Today mampu menampung 1.300 Bumi.
Exoplanet gas ini diketahui mengorbit bintang tipe-A yang berukuran sekitar dua kali ukuran Matahari dan berjarak sekitar 349 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Centaurus.
“Ini adalah momen penting karena berbagai alasan,” ujar Aarynn Carter, penulis utama dan peneliti pascadoktoral di University of California, Santa Cruz, seperti dikutip Live Science.
“Pertama, ini adalah pertama kalinya kami mencitrakan sebuah planet dengan panjang gelombang lebih dari 5 mikron,” tambahnya.
Mikron atau mikrometer adalah cara para ilmuwan mengukur panjang gelombang cahaya dalam spektrum elektromagnetik. Cahaya inframerah memiliki panjang gelombang lebih panjang daripada cahaya tampak, hingga 0,75 mikron.
Tidak seperti teleskop luar angkasa lainnya, JWST dapat mencakup kisaran 0,6 hingga 28 mikrometer. Sebagai perbandingan, Teleskop Luar Angkasa Hubble hanya dapat menangkap cahaya inframerah hingga 2,5 mikron sementara teleskop berbasis darat maksimal pada 2,2 mikron.
JWST pun memberi astronom pandangan yang jauh lebih luas tentang objek daripada teleskop-teleskop sebelumnya.
“Kita dapat menutupi rentang panjang gelombang bercahaya dari objek-objek ini dan mendapatkan batasan ketat pada luminositasnya, dan, pada gilirannya, sifat-sifat lain, seperti massa, suhu, dan jari-jari,” kata Carter.
Sulit diamati
Para astronom mengamati HIP 65426 b menggunakan tujuh filter yang masing-masing memungkinkan panjang gelombang cahaya inframerah tertentu untuk melewatinya. Hasil yang muncul dari pengamatan ini disebut mengejutkan para peneliti.
“Teleskop ini lebih sensitif dari yang kami harapkan, tetapi juga sangat stabil,” ujar Carter.
Carter mengatakan JWST cukup kuat untuk mendeteksi planet ekstrasurya yang lebih kecil daripada yang pernah divisualisasikan sebelumnya.
“Sebelumnya kami terbatas pada deteksi super-Jupiter, tetapi sekarang kami memiliki potensi untuk memotret objek yang mirip dengan Uranus dan Neptunus untuk target yang tepat,” tuturnya.
Pencitraan exoplanet secara langsung sulit dilakukan karena planet-planet mudah hilang dalam sorotan bintang. Namun, JWST bisa memblokir cahaya yang menyilaukan menggunakan disk yang disebut koronagraf pada Kamera Inframerah Dekat dan Instrumen Inframerah jarak menengah.
HIP 65426 b awalnya terdeteksi pada Juli 2017 dalam panjang gelombang cahaya inframerah pendek oleh para ilmuwan menggunakan Very Large Telescope (VLT) milik Observatorium Eropa Selatan di Chili.
Planet ini kemudian dipilih untuk menguji kepresisian JWST dan untuk mencari cara terbaik melakukan pencitraan langsung planet ekstrasurya dalam cahaya inframerah-menengah.
“Kami memilih bintang ini karena kami tahu ia memiliki planet mapan yang akan matang untuk pencitraan langsung dan karena itu akan menjadi target pertama yang luar biasa untuk menguji koronagraf JWST,” terang Sasha Hinkley, seorang profesor di Departemen Fisika & Astronomi di University of Exeter dan peneliti utama untuk salah satu dari 13 Program Sains Rilis Awal JWST.
Dalam temuan terbaru ini, NASA tak memberi informasi apakah planet gas ini memuat peradaban alien, atau setidaknya terkait dengan peradaban alien, atau bisa menunjang kehidupan.
Lebih lanjut, gambar exoplanet yang ditangkap JWST bukanlah yang pertama dipotret oleh manusia. Sebelumnya, teleskop Hubble sudah beberapa kali memotret gambar exoplanet.
Meski demikian, temuan ini menjadi langkah baru dalam eksplorasi planet di luar tata surya. “Saya pikir yang paling menarik baru saja akan mulai,” kata Carter, seperti dikutip dari situs NASA.
“Ada lebih banyak gambar exoplanet yang akan datang yang akan membentuk pemahaman kita secara keseluruhan tentang fisika, kimia, dan pembentukannya. Kami bahkan mungkin menemukan planet yang sebelumnya tidak diketahui juga,” pungkasnya.(sumber:CNNIdonesia.com)