Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi sejak (3/9/2022) berdampak ke banyak industri, seperti semen dan tekstil. Saat ini, perusahaan mengaku sedang berhitung untuk menaikkan harga jual.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) Antonius Marcos mengatakan, kenaikan harga BBM memberi pengaruh terhadap biaya logistik dan distribusi. Hingga saat ini perusahaan tengah menghitung dampaknya terhadap produk semen.
“Sampai saat ini kami masih menghitung berapa estimasi kenaikan yang terjadi,” katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (12/9/2022).
Dia bahkan meminta kepada pemerintah, memberikan insentif pada industri untuk mengimbangi kenaikan harga BBM. Sehingga dampak naiknya harga solar dan pertalite ini bisa dapat diredam pada dunia usaha.
Ketua Umum Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta, mengatakan perusahaan tekstil dan garmen masih berpikir panjang untuk menaikkan harga barang tekstil.
Dimana menurutnya harga logistik dipastikan naik sekitar 20-30% meski sampai saat ini masih menunggu harga resmi dari operator angkutan logistik. Sehingga nanti bisa langsung dibebankan pada kenaikan harga produk.
Namun di satu sisi, daya beli masyarakat tengah membuat pembelian produk tekstil dan garmen menurun. Ditambah gencarnya produk impor yang tengah masuk memperkecil pasar dari produsen tekstil dan garmen lokal. Terpaksa produk tekstil dan garmen lokal masih menahan harga.
“Makanya kita gak bisa naikin harga, karena barang impor ini banyak justru seharusnya kita turunin. Tapi kalo diturunin juga malah rugi, nanti gak bisa beli bahan baku lagi. jadi ya tetap saja kita jual semaksimal mungkin dengan harga normal,” katanya kepada CNBC Indonesia.
Dia juga mengeluhkan untuk bersaing dengan produk impor sangat berat karena jauh lebih murah dari produk dalam negeri. Sehingga satu-satunya jalan adalah efisiensi dengan stop produksi.
“Sudah banyak yang produksi hampir semua dari hulu – hilir stop produksi. di hulu setop sekitar 30%, ditengah apa lagi, begitu juga di kain stop 50%,” katanya.