Malaysia kini bersiaga banjir bandang. Musim musom timur laut yang membawa hujan lebat diperkirakan akan melanda enam negara bagian di Negeri Jiran.
Pemerintah pun dilaporkan telah membuat persiapan awal untuk mencegah masalah muncul. Komite penanggulangan bencana mengalokasikan RM 8 juta (sekitar Rp 26 miliar) untuk 160 kabupaten guna operasional.
Hal ini ditegaskan langsung Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob, dikutip media lokal Star Malaysia dan Singapura, Strait Times. “Pemerintah juga telah mengalokasikan RM4,8 juta untuk menyediakan 320 perahu fiberglass untuk berbagai distrik,” tambahnya dikutip Selasa (13/9/2022).
Disebutnya pula, sudah ada 6.010 pusat penampungan banjir sementara yang dibuat Departemen Kesejahteraan Malaysia. Ada 1.620.855 korban banjir bisa dievakuasi ke sana.
Mengutip Departemen Meteorologi Malaysia (MetMalaysia) wilayah yang rentan banjir antara lain Kelantan, Terengganu, Pahang, lalu Johor, Sabah dan Sarawak. Rentang hujan lebat terjadi di November hingga Januari.
Sebelumnya, banjir bandang melanda Malaysia di Desember 2021. Setidaknya 65.000 orang mengungsi dan dievakuasi.
Banjir melanda enam negara bagian yakni Selangor, Kelantan, Terengganu, Pahang, Negeri Sembilan dan Melaka. Melansir Bernama kala itu, korban tewas tercatat 27 orang.
Mengutip AFP, pemanasan global telah dikaitkan dengan banjir yang semakin parah. Karena atmosfer yang lebih hangat menampung lebih banyak air, perubahan iklim meningkatkan risiko dan intensitas banjir dari curah hujan yang ekstrem.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI pada Juli memperkirakan, ada 9 juta warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri. Namun yang terdata berdasarkan by name by address Kemenlu, sekitar total 3.011.202 jiwa.
Ada tiga besar negara dengan populasi WNI terbanyak, meliputi Malaysia, Arab Saudi dan China. Di Malaysia, angka WNI mencapai 1.330.303 jiwa.
Sumber : CNBC Indonesia