Militer Rusia yang menolak untuk berperang di Ukraina dilaporkan makin banyak jumlahnya. Hal ini disampaikan oleh intelijen Ukraina, Rabu (14/9/2022).
Dalam laporannya, intelijen Ukraina bahkan menyebut Rusia telah membatalkan pengiriman beberapa unitnya ke negara itu karena pasukannya menolak untuk berperang.
“Prajurit dari lima brigade tank tentara ke-36, yang merupakan bagian dari Distrik Militer Timur Rusia yang ditempatkan di ibukota republik Buryatia, Ulan-Ude, menolak untuk ambil bagian dalam perang di Ukraina dan akibatnya dipecat,” ujar laporan itu dikutip Newsweek.
Dalam sebuah unggahan Telegram pada hari Rabu, Direktorat Utama Intelijen kementerian pertahanan Ukraina mengatakan kekurangan personel telah memaksa komandan Rusia untuk mengurangi waktu rehabilitasi di rumah sakit bagi tentara yang terluka.
“Dokter direkomendasikan untuk melakukan operasi hanya setelah perang berakhir, atau dengan izin dari komandan tentara yang terluka,” tambah keterangan itu.
“Seorang tentara Rusia yang menderita luka-luka termasuk gendang telinga yang pecah ditolak operasi dan dipulangkan dari rumah sakit setelah hanya tiga hari.”
Hal ini sama seperti yang disampaikan seorang intelijen Amerika Serikat (AS) beberapa hari lalu. Ia menjelaskan negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu telah membuka kemungkinan merekrut para narapidana yang telah dihukum untuk ikut perang.
Pejabat itu menambahkan bahwa Rusia juga sedang mencoba beberapa cara untuk menambah personilnya seperti memperoleh personel dari perusahaan keamanan swasta hingga membayar bonus untuk wajib militer.
Hingga saat ini, Rusia belum mengungkapkan kerugian apa pun dalam konflik itu sejak minggu-minggu pertama, termasuk mengenai personil militer yang tewas. Tetapi Kementerian Pertahanan Ukraina mengatakan jumlah pasukan Rusia yang tewas telah mencapai 47 ribu jiwa.
Posisi Rusia di Ukraina sendiri juga dilaporkan melemah. Sebelumnya, Angkatan bersenjata Ukraina mengklaim telah merebut kembali empat desa di wilayah Kherson yang awalnya diduduki Rusia. Perebutan ini dilakukan melalui operasi darat.
Tak hanya di Kherson, Rusia juga mulai menarik pasukannya dari wilayah Izium yang berada di Kharkiv. Moskow sendiri berdalih langkah ini diambil bukan karena kekalahan melainkan untuk regrouping para tentara agar dapat mengambil alih Donbas.
Sumber : CNBC Indonesia