Kasus cacar monyet kini telah terdeteksi di China. Akibat temuan ini, kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Wu Zunyou meminta agar masyarakat tidak melakukan kontak kulit dengan orang asing.
Pernyataan tersebut disampaikan Zunyou melalui platform Weibo. Kata Zunyou, kontrol dan pembatasan yang cukup ketat untuk mencegah penularan Covid-19 di negara itu sejauh ini membuat penyakit cacar monyet tidak mudah masuk.
Tapi, pada akhirnya pertahanan China runtuh. Satu kasus cacar monyet ditemukan di Chongqing.
Oleh karena itu, Zunyou berpendapat bahwa penting untuk memperkuat pemantauan dan pencegahan cacar monyet.
Ada lima rekomendasi yang diberikan Zunyou. Salah satunya adalah larangan menyentuh orang asing demi mencegah penularan cacar monyet.
“Jangan melakukan kontak kulit dengan orang asing,” tulis Zunyou, dilansir CNN.
Dalam unggahannya itu, Zunyou mendesak orang untuk tidak melakukan kontak dengan orang asing atau orang yang baru tiba dari luar negeri. Masyarakat juga diminta untuk menjaga kebersihan yang baik, dan menggunakan tisu toilet sekali pakai atau mendisinfeksi dudukan toilet dengan tisu alkohol sebelum digunakan.
Timbulkan Kontroversi
Rekomendasi yang disampaikan Zunyou ini menimbulkan pro dan kontra. Sebagian memuji bahkan mengaku lega karena tidak mengenal banyak orang asing.
Tapi, tak sedikit juga yang mengecam unggahan tersebut dan menyebutnya sebagai pernyataan yang diskriminatif dan berbahaya. Bahkan mereka juga membandingkannya dengan gelombang xenofobia dan kekerasan yang dihadapi orang Asia di luar negeri pada awal pandemi Covid-19.
“Ini seperti ketika pandemi dimulai, ketika beberapa orang di luar negeri menghindari orang China yang mereka lihat karena takut,” tulis seorang pengguna Weibo.
Meski demikian, beberapa pakar di China percaya bahwa cacar monyet tidak akan menimbulkan kekacauan seperti Covid-19. Namun, masyarakat diminta untuk tetap waspada.
Cacar monyet sendiri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus. Penyakit ini menyebar melalui kontak dekat, termasuk kontak fisik dengan lesi atau ruam pasien yang terinfeksi. (sumber: cnnindonesia.com)