Gubernur Papua Lukas Enembe ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Sekitar 1.000 orang simpatisan Gubernur Papua Lukas Enembe dari berbagai wilayah memasuki Kota Jayapura. Massa yang membeludak tersebut menolak penetapan tersangka terhadap Lukas Enembe yang dilakukan oleh KPK.
Massa simpatisan Lukas Enembe ini diketahui menggunakan mobil pribadi, truk, sepeda motor bahkan dengan berjalan kaki. Mereka mencoba memaksa masuk ke Jayapura untuk melakukan unjuk rasa menolak penetapan tersangka Lukas Enembe sejak pukul 08.49 WIT, Selasa (20/9) pagi.
Beberapa titik kumpul massa sempat diblokir aparat keamanan guna menghindari penumpukan massa. Akibatnya massa simpatisan Lukas Enembe dari Sentani ditahan di Lapangan Theys, massa dari Kamp Wolker ditahan di depan kampus Universitas Cendrawasih (Uncen).
Kemudian massa dari Abepura ditahan di Lingkaran Abepura, sedangkan massa yang berkumpul di Expo Waena melakukan orasi sambil meneriaki tolak KPK di Papua.
1.000 Simpatisan Disekat di 20 Titik
Kapolresta Jayapura Kombes Vicktor Mackbon mengakui banyaknya massa yang datang. Oleh sebab itu petugas pengamanan TNI dan Polri melakukan penyekatan.
“Kita membagi tempat mereka menyampaikan pendapat. Ya total mereka bisa sampai 1.000 ya,” ujar Victor saat dihubungi detikcom, Selasa (20/9). “Jadi kita sekat (massanya) ada sekitar 20 titik ya,” sambung Kombes Victor Mackbon.
Victor mengatakan simpatisan Gubernur Lukas Enembe sebenarnya hendak menjadikan Taman Imbi sebagai pusat berkumpulnya massa karena dekat dengan Kantor DPRD Papua. Hanya saja pihaknya menegaskan melarang semua massa berkumpul di lokasi tersebut.
“Karena kita mencegah mereka melakukan long march, kita cegah karena arus jalan di Jayapura terbatas ya, kalau mereka jalan tentunya akan mengganggu aktivitas masyarakat,” katanya.
Beruntungnya koordinator massa aksi mau berkoordinasi dengan pihak TNI Polri yang melakukan pengamanan. Massa aksi sepakat terbagi ke dalam beberapa kelompok dan titik saat melakukan unjuk rasa.
“Jadi kita fasilitasi di beberapa titik, tidak semua ke DPR. Jadi ada beberapa titik mereka orasi, seperti di Abepura mereka orasi, di Sentani mereka juga orasi, kemudian di Expo juga, jadi kita membagi tempat,” katanya. (sumber-detik.com)