Persemakmuran Inggris menjadi sorotan usai Raja Charles III naik takhta. Namun selain Inggris, sebenarnya juga ada persemakmuran di bawah Rusia.
Bernama Persemakmuran Negara Independen (CIS), cikal bakal aliansi ini sebenarnya sudah ada sejak masa Kerajaan Rusia.
Namun, CIS sebagai aliansi negara benar-benar terbentuk pada Desember 1991, setelah keruntuhan Uni Soviet. Para anggota CIS menyatakan hubungan mereka terjalin atas dasar kesetaraan kedaulatan.
Mereka adalah Azerbaijan, Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Moldova, Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Ukraina.
Dua tahun usai terbentuk, para kepala negara CIS menandatangani Perjanjian soal pembentukan Serikat Ekonomi untuk membentuk ruang ekonomi bersama.
Kesepakatan itu terbentuk berdasarkan pasar bebas, jasa, tenaga kerja, modal, pajak, harga, dan bea cukai.
Guna memfasilitasi integrasi lebih lanjut, pada 1995 empat anggota CIS menandatangani perjanjian tentang pendalaman integrasi di bidang ekonomi dan kemanusiaan.
Keempat negara itu yakni Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Rusia.
Di sisi lain, Rusia dan Belarus juga menandatangani perjanjian pembentukan Republik Persemakmuran dengan pembentukan badan koordinasi yang sesuai.
Koordinasi negara-negara dalam CIS dilakukan melalui lembaga-lembaga kerja sama.
Lembaga itu mencakup Pusat Anti-Teror, Bank Antar-Negara, Komite Statistik Antar-Negara, dan Dewan Antar-Negara Bagian untuk Metrologi dan Sertifikasi Standardisasi.
Ada pula Dewan Antar-Negara soal Situasi Darurat Karakter Alam dan Antropogenik, Dewan Antar-Negara tentang Kebijakan Antimonopoli, dan Dewan koordinasi negara-negara peserta CIS tentang Informatisasi di bawah Persemakmuran Regional di Bidang Komunikasi, Dewan Energi Listrik.
Cabang kerja sama yang lain yakni Dewan Antar-Negara tentang Penggunaan Penerbangan dan Ruang Udara dan Dewan Kepala Layanan Kepabeanan Negara-Peserta Persemakmuran.
Selain itu, ada sejumlah manfaat jika menjadi anggota CSI, di antaranya akses kerja sama ke sejumlah proyek di Rusia, Inggris, Amerika Serikat, Timur Tengah, dan Asia Tenggara.
Anggota juga bisa mendapatkan respons cepat dalam menanggapi konflik. Berdasarkan keterangan di situs resmi, ahli CIS siap bekerja 24 jam untuk mengumpulkan dan menyediakan informasi.
Selain itu, ada pula pendekatan individu, tim internasional dan profesional, solusi lengkap, dan pusat pemrosesan data digital sendiri.
“Kami membangun pusat data dan laboratorium forensik yang aman di Rusia dan Eropa untuk memproses, menganalisis, dan menampung data pelanggan sesuai dengan undang-undang perlindungan data,” demikian pernyataan CIS. (Sumber: cnnindonesia.com)