Gegara hutang seorang ibu rumah tangga (IRT) inisial B (37) di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) tega membunuh dua anaknya dan ditemukan tewas tergantung.
Mayat B beserta dua anaknya ditemukan pada Senin (19/9) sekitar pukul 11.00 Wita di rumahnya, di Kelurahan Fakkie, Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang. Kedua anaknya meninggal diduga karena menenggak racun.
Kapolres Pinrang AKBP Moh Roni Mustofa mengatakan B diduga nekat menghabisi nyawa dua anaknya lalu gantung diri karena tersangkut masalah utang piutang. B disebut malu karena belum bisa membayar utang tersebut.
“Kalau historisnya dia (B) ada utang ke orang. Dia bilang malu sudah saatnya bayar utang tapi belum ada uangnya,” ungkap AKBP Roni kepada wartawan, Senin (19/9).
Roni mengungkapkan B sempat mengirimkan voice note atau pesan suara ke suaminya setelah membunuh dua anaknya. Dalam pesan suara tersebut B mengaku dirinya malu punya utang.
“Ada rekaman voice note dia kirim ke suami. Dia bilang dia sudah kirim ke surga anaknya (dikasih minum racun) dan bunuh diri karena malu punya utang,” ugnkapnya.
Polisi juga mengungkap B meninggalkan catatan utang piutang dengan tulisan tangan. Catatan tersebut ditemukan di samping mayat anaknya yang telah meninggal dunia. “Iya, ada ditemukan semacam catatan utang piutang,” ungkap Roni.
“Ditemukan di samping mayat kedua anaknya. Dia sampaikan juga ada catatan utang piutang ke suaminya melalui voice note yang dikirim sebelum gantung diri,” jelasnya.
B Tinggalkan Wasiat untuk Suami
Selain memiliki utang, B juga rupanya juga memiliki pinjaman ke sejumlah orang. Untuk itulah dia memberikan wasiat ke suaminya agar menagih pinjaman tersebut.
Suami B yakni AS mengakui adanya catatan utang piutang tersebut. AS mengatakan catatan tersebut merupakan wasiat istrinya untuk ia tagih setelah meninggal.
“Itu buku catatan, dia tinggalkan ke saya, ada utang orang lain (piutang) ke dia (B). Dia minta untuk saya tagih,” ujar AS saat ditemui detikSulsel, Selasa (20/9).
AS mengatakan surat wasiat tersebut sudah tertulis nama-nama orang yang berutang ke mendiang istrinya untuk nantinya dia tagih. AS lalu mengatakan istrinya semasa hidup pernah meminjamkan uang ke beberapa orang.
“Di buku catatan itu dia jelaskan harus ke sini dan ini. Dijelaskan di situ semua,” ungkapnya.
AS pun mengaku masih tidak menyangka istrinya mengakhiri hidup secara tragis. Dia mengatakan selama ini selalu memberikan nasihat dan semangat dengan menghibur sang istri.
“Biasa dia pijit kepala dia bilang pusing pikir ini itu, kalau begitu biasa saya ajak cerita dan ajak keluar agar bisa melupakan masalah,” tuturnya.
Dalam catatan itu, AS mengungkapkan juga ada nama yang disebut bernama Amir. Nama tersebut juga disampaikan melalui kiriman pesan suara yang belakangan baru ia sempat dengar.
“Maksudnya dia (B) bilang malu kalau rumah jatuh tempo dan dilelang itu rumah. Jadi minta (pinjam) uang (ke Amir) itu uang pribadi Amir yang diminta,” terangnya.
B Kirim Pesan Suara ke Suami Sebelum Tewas
Polisi mengungkap bahwa ada rekaman suara sebagai pesan terakhir yang dikirimkan B kepada suaminya AS sebelum meninggal. Rekaman itu juga saat ini telah tersebar di media sosial.
“Iya, itu benar rekamannya (rekaman pesan terakhir B kepada suami),” ungkap Kasat Reskrim Polres Pinrang AKP Muhalis saat dikonfirmasi detikSulsel, Senin (19/9).
Muhalis menjelaskan bahwa pesan suara tersebut hendak dikirimkan B kepada suaminya melalui voice note atau pesan suara di aplikasi WhatsApp. B menyampaikan bahwa dirinya punya utang ke orang lain yang menjadi beban pikirannya.
“Ada rekaman voice note dia kirim ke suami melalui WhatsApp. Dia bilang harus keluarkan jaminan hari ini tetapi tidak punya uang, makanya dia malu,” paparnya. (sumber-Detik.com)