Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) dijanjikan tak akan sampai ke Grab, seperti yang terjadi pada beberapa pesaingnya termasuk Shopee. Perusahaan ride-hailing itu memiliki cara lain untuk bertahan dibandingkan harus memangkas karyawannya.
Chief Operating Officer (CEO) Grab Alex Hungate menyatakan pihaknya lebih selektif pada perekrutan. Dengan begitu membuat Grab tak sampai pada titik putus asa pada perekrutan, pembekuan status karyawan atau PHK massal.
“Sekitar pertengahan tahun, kami melakukan semacam reorganisasi khusus, tetapi saya tahu perusahaan lain telah melakukan PHK massal, jadi kami tidak melihat diri kami dalam kategori itu,” kata Hungate dikutip dari Reuters, Senin (26/9/2022).
Untuk saat ini, Grab lebih memiliki merekrut sumber daya manusia (SDM) dari data sains, teknologi, pemetaan, dan bidang khusus lainnya. Meski begitu, perekrutan punya rintangan yakni dengan keputusan yang lebih besar dari sebelumnya.
Grab jadi salah satu perusahaan yang merengkuh keuntungan saat pandemi Covid, dengan layanan makanannya. Namun saat ekonomi kembali di buka, perusahaan dengan 8.800 karyawan itu mengalami permintaan pengiriman makanan melunak dan pengantaran orang juga belum kembali seperti semula.
Startup regional tersebut menghadapi tekanan dari valuasi perusahaan teknologi mengalami penurunan dramatis, inflasi, pertumbuhan yang melambat, dan kenaikan suku bunga.
Di sisi lain, Hungate berhasil mengurangi kerugian, dari US$801 juta setahun sebelumnya menjadi US$572 juta pada kuartal kedua lalu. Namun Grab juga memangkas prospek volume barang dagangan kotor tahun ini pada bulan Agustus, dengan alasan dolar yang kuat dan turunnya permintaan pengiriman makanan.
Di waktu yang hampir bersamaaan, Grab menutup lusinan pusat distribusi bahan makanan. Perusahaan juga menunda meluncurkan fasilitas terpusat cloud kitchen.
Unit fintech Grab juga diatur ulang, agar berfokus pada area yang lebih menguntungkan. Grab juga punya fokus pada produk pinjaman dan asuransi kepada pedagang yang sering bertransaksi dari pendapatannya di platform pembayaran punya perusahaan.
Sumber : CNBC Indonesia