Bagi sebagian besar orang tua, membangun karakter anak agar menjadi penurut dan mau mendengarkan nasihat dengan baik adalah sebuah tantangan besar.
Tidak hanya bagi perkembangan karakter anak, kemampuan untuk mendengarkan seseorang dengan baik juga penting bagi kehidupan profesional dan kesuksesan anak di masa depan. Namun, tidak jarang si kecil terkesan tidak mampu dan tidak mau untuk mendengarkan. Malah, sering kali suatu obrolan berujung pada pertengkaran.
Camilla Miller, ahli parenting sekaligus pelatih Language of Listening Parent Coaching mengungkapkan tiga cara untuk membuat anak menjadi sosok pendengar yang baik. Apa saja?
1. Katakan Hal Berdasarkan Apa yang Dilihat
Menurut Miller, mengungkapkan suatu hal berdasarkan apa yang Anda lihat merupakan hal penting yang harus dilakukan orang tua. Sebab, cara komunikasi yang seperti ini akan lebih mudah dipahami dan diterima si kecil.
Sebagai contoh, ketika anak sedang bermain, mungkin Anda akan berpikir bahwa si kecil tidak mau berbagi mainan dengan temannya. Namun pada kenyataannya, anak bukannya tidak mau berbagi, tetapi dia memang sibuk bermain.
Dalam kasus seperti ini, orang tua bisa mengatakan, “Wah, bermainnya seru, ya,” atau “Kamu kelihatannya sibuk sekali,”. Dengan begitu, mungkin anak justru akan berani untuk jujur mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Hal tersebut karena Anda menunjukkan sikap yang peduli kepadanya.
“Ketika anak merasa tidak didengarkan, mereka akan merasa bahwa Anda mengabaikan apa yang mereka ingin dan butuhkan,” sebut Miller, dikutip dari CNBC Internasional.
“Jika Anda ingin didengarkan, maka dengarlah perasaan anak terlebih dulu,” ujar Miller menegaskan betapa pentingnya mendengarkan dan memvalidasi perasaan anak.
2. Arahkan perilaku anak
Apabila anak menunjukkan perilaku yang Anda tidak suka, bantulah mereka untuk mengarahkan perilaku tersebut dengan cara yang lebih baik.
Misalnya, anak sering meloncat-loncat di sofa atau kasur, daripada memarahinya, lebih baik Anda memfasilitasi si kecil dengan memberikan trampolin sebagai upaya menunjukkan bahwa meloncat-loncat di sofa atau kasur bukanlah hal yang baik. Namun di samping itu, Anda juga tetap menunjukkan rasa peduli dan dukungan terhadap perilaku kesukaannya.
“Hal tersebut perlu dilakukan untuk melihat apa yang sebenarnya anak butuhkan dan membantu mereka untuk menemukan cara agar perilakunya dapat diterima,” jelas Miller.
3. Apresiasi Anak
Apabila anak baru saja menyelesaikan suatu permasalahan, tunjukkan kepedulian Anda dengan mengapresiasi kelebihan mereka. Hal tersebut dapat diucapkan melalui perkataan seperti, “Kamu keren bisa menyelesaikannya dengan baik,” atau “Bunda bangga, deh, sama kamu,”.
Dengan demikian, anakpun akan melihat bahwa mereka adalah seseorang yang mampu membuat keputusan dengan baik dan kompeten dalam melakukan sesuatu. Sesudah itu, mereka akan terus melakukan hal baik untuk ke depannya.
“Dengan memahami suara hati anak, Anda membantu mereka untuk meningkatkan kepercayaan diri,” sebut Miller.
Sumber : CNBC Indonesia