Di umur tertentu, konon tubuh tak akan bertambah tinggi alias mentok. Perempuan dianggap mentok di usia 18 tahun, sedangkan laki-laki di usia 21 tahun. Benarkah demikian?
Kurniawan Satria Denta, dokter spesialis anak di Mayapada Hospital Kuningan, membenarkan bahwa pertumbuhan tinggi badan memang berhenti di usia tertentu. Tubuh tidak akan bertambah tinggi di usia remaja akhir.
“Di usia 15-18 tahun, baik laki-laki maupun perempuan sudah setop tumbuh tingginya,” kata Denta saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (29/9).
Pada laki-laki, tubuh masih bisa bertambah tinggi hingga usia 18 tahun. Namun, pada perempuan, pertumbuhan tinggi badan setop lebih awal, yakni di usia 14-15 tahun sebab berhubungan dengan periode menstruasi.
Hormon turut memengaruhi tinggi badan. Inge Permadhi, dokter spesialis gizi klinik di MRCCC Siloam Hospital, mengatakan bahwa setelah anak perempuan menstruasi, titik tumbuh melambat lalu berhenti. Semakin cepat perempuan mulai memasuki masa menstruasi, semakin cepat pula pertumbuhan tinggi badan berhenti.
“Anak perempuan menstruasi di umur 9 tahun dibanding mereka yang menstruasi di 12 tahun, itu pasti yang menstruasi di 12 tahun akan mencapai ketinggian maksimal daripada yang menstruasi 9 tahun,” kata Inge saat dihubungi secara terpisah.
Hal-hal yang Memengaruhi Tinggi Badan
Ada beberapa faktor yang turut memengaruhi tinggi badan seseorang. Mulai dari genetik, nutrisi, hormonal, hingga lingkungan.
1. Genetik
Tinggi badan seseorang dipengaruhi genetik atau ada ‘warisan’ dari kedua orang tua. Jika ayah atau ibu memiliki tubuh cukup tinggi, besar kemungkinan anak juga tumbuh tinggi.
Kalau orang tua pendek, apakah bisa memiliki anak dengan tubuh tinggi? Inge mengatakan, hal ini bisa saja terjadi, asal anak diberi nutrisi yang cukup, tidur cukup, juga olahraga yang baik.
“Ada juga yang ‘Kok orang tua tinggi tapi anak pendek?’. Nah, ini hormonalnya gimana, itu yang mungkin menyebabkan titik tumbuh tertutup, menstruasi [lebih awal],” katanya.
2. Nutrisi
Nutrisi turut berperan penting dalam pertumbuhan tinggi badan. Saat anak tercukupi kebutuhan nutrisinya, termasuk protein dan kalsium, maka tinggi badannya bisa optimal.
3. Hormonal
Pertumbuhan tinggi badan dipengaruhi hormon. Contohnya, ada orang tua yang bertubuh tinggi tetapi memiliki anak yang bertubuh kecil.
Sementara perempuan, perubahan hormonal yang memengaruhi tinggi badan dipengaruhi juga oleh faktor menstruasi.
4. Lingkungan
Denta menjelaskan, lingkungan tempat anak tumbuh memengaruhi tinggi badan. Anak yang tumbuh di lingkungan yang memungkinkan dia aktif, terstimulasi dengan baik, akan mendukung pertumbuhan tinggi badannya.
“Olahraga akan mendukung postur anak, mendukung otot, jaringan ikat. Jadi tubuhnya secara postur benar-benar tegak. Ini bisa dengan olahraga high impact seperti renang, atletik, basket, sepak bola. Tapi juga tetap harus didukung nutrisi,” katanya.
Sumber: CNN Indonesia