Sejumlah perusahaan teknologi global maupun dalam negeri melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada tahun ini. Sebut saja Netflix, Tesla, Paypal, dan Netflix yang memangkas jumlah karyawan di tengah ketidakpastian ekonomi.
Perusahaan beralasan PHK dilakukan imbas kerugian yang membengkak dan pertumbuhan pendapatan yang melambat.
Namun, analis mengatakan kondisi ini justru berdampak positif bagi pertumbuhan bisnis dan pekerja karena menciptakan lingkungan yang selalu berubah sehingga membuat perspektif menjadi lebih tertantang dan ide-ide baru muncul.
“Jika Anda bekerja di salah satu perusahaan rintisan itu, yang terjadi adalah, Anda dipecat. (Kemudian), Anda bergabung dengan perusahaan teknologi lain, dan itulah cara teknologi terus berinovasi,” kata Asisten Profesor Ng Weiyi dari National University of Singapore (NUS) Business School seperti dikutip dari CNA, Senin (3/10).
Menurut Weiyi, mobilitas sumber daya seperti itu secara makro sehat.
“Perusahaan menyerap ide, orang bertemu orang yang berbeda, mobilitas seperti itu secara makroskopis sehat,” lanjutnya.
Senada, Chief Operating Officer Momentum Works Ms Yorlin Ng mengatakan bahwa teknologi pada dasarnya adalah industri berulang di mana orang belajar dengan cepat, gagal dengan cepat, dan belajar lagi.
Salah satu perusahaan yang melakukan PHK adalah induk dari Shopee yaitu Sea Limited. Perusahaan membatalkan tawaran pekerjaan hanya beberapa hari sebelum karyawan baru mulai bekerja.
Namun, Yorlin Ng memandang PHK dan restrukturisasi adalah mekanisme korektif bagi perusahaan untuk mengatasi keadaan ekonomi dan perencanaan strategis. Ia pun menilai langkah itu tepat dilakukan Sea Limited sebelum kondisi semakin parah.
“Sea mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa mereka memiliki penyangga yang cukup. Jika Sea menunggu dua atau tiga tahun lagi, restrukturisasi akan jauh lebih menyakitkan daripada sekarang,” ujarnya.
Yorlin Ng mengatakan era ketidakpastian ekonomi telah menyebabkan perusahaan teknologi menjadi lebih berhati-hati dan memikirkan kembali strategi mereka.
Dengan meningkatnya perang Rusia-Ukraina dan ancaman resesi global, perusahaan perlu bersiap untuk dampak yang lebih lama pada pengeringan dana, kenaikan biaya, dan penurunan daya konsumsi.
Sementara volatilitas diperkirakan akan tetap tinggi di sektor teknologi. Pekerja kerja dengan keterampilan yang relevan sangat dicari karena permintaan akan talenta teknologi melebihi pasokan di Asia.
Menurut agen perekrutan Robert Walters, tren perekrutan terus difokuskan di sekitar teknologi. Ini menunjukkan bahwa ada permintaan yang tinggi untuk talenta di bidang kecerdasan buatan (AI), pembelajaran mesin, keamanan siber, dan e-commerce.
Sumber: CNN Indonesia