Sebuah Insiden maut membuat 4 warga asal pulau Sulawesi dilaporkan tewas.
Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Mayerga, Distrik Moskona Barat, Kamis (29/9/2022). 14 pekerja tengah mengerjakan proyek Jalan Trans Kabupaten Teluk Bintuni-Kabupaten Maybrat saat KKB menyerang.
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyerang 14 pekerja proyek jalan di Teluk Bintuni, Papua Barat. “Jumlah pekerja ada 14 orang,” beber Kabid Humas Polda Papua Barat Kombes Adam Erwindi saat dihubungi detikcom, Jumat (30/9).
Kombes Adam mengatakan, ada empat jenazah korban mengalami banyak luka bacok. Dua di antaranya bahkan hangus terbakar.
“Dua di antaranya ditemukan dalam kondisi hangus terbakar. Keempat korban itu juga mengalami banyak luka bacok akibat sabetan senjata tajam,” ujarnya.
Dari 14 pekerja yang diserang KKB, 10 orang di antaranya selamat. Sementara 4 korban tewas langsung dievakuasi ke Manokwari, hingga akhirnya dipulangkan ke daerah asal masing-masing.
Dirangkum detikcom, keempat koran tewas berasal dari pulau Sulawesi, salah satunya terindentifikasi atas nama Yafet Jorgen Rompis asal Sulawesi Utara. Lalu tiga lainnya asal Sulawesi Selatan (Sulsel), yakni Sudarmin (46), Abbas Manna (52) dan Armin (43).
Keluarga Yafet Lihat Pembantaian KKB di FB
Keluarga Yafet Jorgen Rompis Korban KKB di Manado Foto: Trisno Mais/detikcom
Jenazah Yafet Jorgen Rompis (53) tiba di Manado, Sulut, Minggu (3/10) sekitar pukul 16.05 Wita. Jasadnya pun sudah disemayamkan di pemakaman Pemkot Manado, di Kayuwatu, Manado, sore harinya.
Pihak keluarga sudah lama menantikan jasad Yafet tiba di kampung halaman. Apalagi keluarga sudah memendam rasa pilu usai penyerangan KKB di Teluk Bintuni tersebar lewat video yang tersebar di aplikasi media sosial facebook (FB).
“Saya sempat lihat di Facebook, karena di sana sistem mereka setelah pembantaian langsung diviralkan di sosmed, di situ keluarga lihat cara pembantaian bagaimana jelas sakit hati,” kata keluarga Yafet, Anto Kosasi (39), ketika ditemui detikcom di rumah duka di Kelurahan Malalayang 2, Kota Manado, Sabtu (1/10).
Sementara Ibu Yafet, Hernike Kekung (74) menuturkan, korban sosok yang baik dan penyayang keluarga. Yafet anak kedua dari empat bersaudara.
“Dia kasihan anak baik, kalau dia datang selalu cium dan peluk saya. Saya sakit hati, soalnya dia baik sekali pada saya dan adik-adiknya,” ucap ibunya sembari menetaskan air mata.
Hernike mengatakan dia terakhir kali bertemu sang anak saat korban hendak balik ke Papua. Kini ia hanya bisa bertemu jasad sang anak.
“Terakhir dia datang kami antar ke Kota Bitung saat mau naik kapal ke Papua. Kurang itu terakhir bertemu, sekarang tinggal melihat mayat,” imbuhnya.
Anak Yafet, Vanclief Rompis tidak menyangka dengan peristiwa yang bakal menimpa ayahnya. Namun dirinya bersyukur jasad Yafet bisa dipulangkan dan dimakamkan di kampung halamannya.
“Bersyukur karena papa sudah tiba di Manado,” ujar anak Yafet, Vanclief Rompis kepada wartawan, Minggu (2/10). (sumber-Detik.com)