Dengan kedok pengobatan pria di Pidie, Aceh, BT (48) diduga memperkosa lima wanita di salah satu kecamatan. Pelaku pun telah dilaporkan ke polisi.
“Kita sudah membuat laporan ke polisi September kemarin. Korban rata-rata perempuan yang suaminya kerja di luar kampung,” kata Staf Operasional LBH Banda Aceh, Farah kepada wartawan, Kamis (6/10/2022).
LBH Banda Aceh saat ini menjadi kuasa hukum para korban. Farah mengatakan, dugaan pemerkosaan itu bermula ketika pelaku membuka praktek pengobatan alternatif di kecamatan tersebut sejak beberapa tahun lalu.
Korban rata-rata masyarakat kurang mampu memilih berobat ke praktek tersebut. Salah satu korban, wanita berusia 27 tahun mengeluh sakit di bagian perutnya.
Perempuan itu disebut belum pernah memeriksa penyakitnya ke dokter. Suatu ketika saat sedang berada di rumah saudara, korban bertemu dengan pelaku.
Pelaku disebut mengetahui penyakit yang diderita korban serta permasalahan keluarga korban. Korban mengaku syok ketika tahu pelaku mengetahui penyakit korban.
“Si pelaku bilang, kalau mau berobat datang ke tempatnya,” jelas Farah.
Korban yang penasaran disebut mendatangi praktek pelaku. Pengobatan pertama dan kedua dilakukan dengan memberikan korban air putih yang sudah dibacakan sesuatu.
Menurut Farah, setiap ingin mengobati ‘pasien’, BT mengganti pakaian yang dikenakan dengan seragam serba hijau mulai dari serban hingga jubah.
Setelah beberapa kali pengobatan, BT disebut menelpon korban. Dalam percakapan tersebut, pelaku menerangkan bahwa korban merupakan pilihan waliyullah dan harus menjadi istri gaib waliyullah.
Korban juga disebut diminta mengikuti kalimat yang diucap pelaku. Setelah itu, pelaku menyebut korban sudah sah menjadi waliyullah sehingga mengajaknya berhubungan badan.
Farah menyebut, korban sempat menolak ajakan pelaku. Namun BT disebut meminta korban menunggu kedatangan waliyullah di rumah korban.
“Ketika datang ke rumah korban, pelaku mengusap kepala korban dan korban langsung nggak sadar diri. Korban ditarik lalu dilecehkan,” jelasnya.
Menurut informasi diperoleh LBH, kata Farah, korban dukun cabul tersebut lebih dari lima orang. Namun yang baru membuat laporan hanya lima orang.
“Korban nggak berani lapor karena diancam, misalnya kalau lapor sakitnya tambah parah dan sebagainya. Korban rata-rata sudah memiliki suami,” sebutnya.
detikSumut sudah mencoba mengkonfirmasi laporan dugaan pemerkosaan tersebut ke Polres Pidie. Namun hingga berita ini ditulis, belum mendapat jawaban. (sumber-Detik.com)