Linda merupakan satu dari enam orang yang ditangkap dalam kasus narkoba yang menyeret Irjen Teddy Minahasa.
Namun perannya cukup signifikan dalam kasus narkoba Irjen Teddy Minahasa. Linda memiliki jaringan penjualan narkoba kepada oknum polisi, salah satunya adalah narkoba jenis sabu yang ia jual kepada Kapolsek Kalibaru Kompol Kasranto.
“Dia (menjual) ke kapolsek. Dia jual ke kapolsek, kapolsek bawa-bawa anak buahnya ke si J (Aiptu Janto P Situmorang). J baru ke Daeng,” Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Mukti Juharsa, Sabtu (15/10).
Sementara itu, Menko Polhukam Mahfud Md mengungkap pengakuan Linda yang membongkar keterlibatan Irjen Teddy Minahasa dalam kasus narkoba. Wanita tersebut telah ditangkap bersama lima warga sipil dan empat polisi aktif yang terlibat dalam kasus tersebut.
Dilansir dari detikNews, Mahfud Md awalnya menjelaskan bahwa bisa saja setelah polisi menangkap perempuan bernama Linda, atau L, kasus berhenti di situ dan Irjen Teddy yang terlibat tidak diungkap. Namun, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tegas mengusut bahkan ketika Teddy baru saja diangkat menjadi Kapolda Jawa Timur (Jatim).
“Mungkin tidak ada yang tahu bahwa dia diproses tersendiri meski dia menyebut Teddy,” tutur Mahfud.
Mahfud menuturkan bahwa penangkapan Teddy menjadi bukti ketegasan Polri untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Pasalnya menurut Mahfud, justru akan menjadi kecurigaan ketika hanya Linda Cs yang diamankan polisi.
Mahfud mengatakan bahwa saat ditangkap, Linda mengungkapkan bahwa ada keterlibatan oknum polisi hingga peran Irjen Teddy juga ikut terkuak.
“Ya kalau Anda polisi nangkap seorang perempuan bahwa narkoba lalu dia ditahan saja diproses hukum, pengakuannya ditutup bahwa dia bekerja sama dengan Teddy misalnya. Tapi ini, dilakukan oleh Kapolri ungkap tangkap pecat kan begitu,” tuturnya.
Mahfud juga menyinggung jika Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo banyak menuai kritik. Hal ini setelah sekaitan dengan rentetan kasus yang melibatkan anggota Polri.
“Kita maklum ya diskusi publik atau taruhlah kecemasan masyarakat, dan kritik-kritik masyarakat kepada Polri akhir-akhir ini begitu gencar,” tuturnya. (sumber-Detik.com)