Telkomsel mengakui memundurkan tenggat suntik mati jaringan 3G dari semula akhir tahun ini ke penghujung 2023. Pasalnya, jutaan warga masih belum mendapat gawai berkualifikasi 4G.
“Mundur,” ucap Direktur Network Telkomsel Nugroho, saat ditanya soal perubahan target mematikan jaringan 3G, di Badung, Bali, Rabu (19/10).
Targetnya kapan? “Kira-kira… yang jelas paling telat Desember tahun depan,” jawabnya.
Sebelumnya, Telkomsel menargetkan menyuntik mati 3G di 504 kota/kabupaten pada 2022. Proses ini dilakukan secara bertahap dalam beberapa batch, dimulai sejak Maret dan direncanakan akan rampung pada akhir 2022.
“Kami telah berencana mematikan 3G sejak dua tahun lalu, sehingga saya dapat mengatakan kalau kami sudah siap lebih awal untuk mematikan 3G,” ujar Wong Soon Nam, Direktur Planning and Transformation Telkomsel, di Telkomsel Smart Office, Jakarta, Rabu (6/4).
Nugroho melanjutkan pemunduran jadwal penghapusan layanan 3G itu terkait dengan masih banyaknya warga dengan gawai 3G.
“Dari beberapa kota yang sudah kita matikan [3G-nya] itu masih ada customer yang keberatan karena mereka masih membutuhkan jaringan 3G yang terkait handset-nya, handset-nya masih 3G mereka,” jelas dia.
“Sehingga untuk memastikan customer experience terjaga, maka kita jadwalkan ulang kapan waktu yang tepat [suntik mati 3G] sambil terus mengedukasi dan memberikan fasilitas,” imbuhnya.
Mereka yang keberatan, lanjut Nugroho, adalah para pelanggan business to business (B2B) yang menggunakan mesin penerima pembayaran Electronic Data Capture (EDC), terutama di Jakarta dan kawasan penyangga.
“[Angka pelanggan yang masih 3G] bervariasi di masing-masing kota,” kata pria yang akrab dipanggil Nugi itu, “Ada sekitar 10 juta kalau enggak salah.”
“Paling besar Jakarta, Jabotabek, karena pelanggan B2B masih banyak yang di Jakarta [yang memakai] EDC.
Kenapa bermasalah dengan EDC? Nugroho menjelaskan ini terkait dengan fenomena kelangkaan chip di dunia. Pelanggan yang hendak mengganti EDC 3G ke 4G terhambat pasokan mesin dengan spesifikasi 4G.
“Karena kelangkaan chip, pelanggan-pelanggan B2B yang menggunakan EDC itu tidak memiliki cukup suplai devices yang mensuplai 4G. Itu juga bahaya. Dan kelangkaan chip itu tidak hanya dialami oleh Telkomsel, tapi oleh pelanggan B2B juga begitu, dan di seluruh dunia,” urainya.
Dikutip dari Reuters, kelangkaan chip ini bermula saat pertengahan pandemi. Saat itu, warga dunia banyak yang membeli peralatan elektronik, termasuk laptop. Sementara, banyak pabrik mobil tutup.
Industri mobil yang dagangannya lebih laku dari yang diperkirakan bersaing mendapatkan chip dengan industri elektronik yang kekurangan pasokan akibat jualannya juga ludes.
Sanksi AS terhadap perusahaan teknologi China semakin memperburuk krisis chip; dari semula terkonsentrasi di industri otomotif, kekurangan chip tersebut merembet ke produk elektronik lainnya, termasuk ponsel, lemari es, dan microwave.
Program suntik mati 3G sendiri terkait dengan permintaan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate. Johnny kepada operator seluler di Indonesia untuk menghapus layanan 3G dengan dalih menangani kesenjangan digital.
Penyetopan layanan 3G ini diakui akan berdampak pada ponsel-ponsel lawas serta SIM Card yang tak memiliki akses pada jaringan 4G.
Sumber: CNN Indonesia