Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko meminta pemerintah melakukan investigasi terhadap makanan dan lingkungan pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia.
Miko menilai upaya itu perlu dilakukan lantaran hingga saat ini belum ada bukti valid yang memastikan penyebab penyakit ini. Sejauh ini, penyakit diduga karena keracunan senyawa dalam obat, infeksi virus, bakteri Leptospira, hingga multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C).
“Jadi tidak hanya investigasi pada obat ya. Riwayat aktivitas anak, lingkungannya, adakah zat-zat toksik. Sehingga zat yang kemungkinan mencemari makanan dan lingkungan mereka harus diinvestigasi oleh pemerintah,” kata Miko saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (21/10).
Miko mengatakan penyebab penyakit gagal ginjal memang bervariatif. Sehingga ia meminta pemerintah benar-benar fokus dalam melakukan penelusuran pada rekam jejak pasien yang saat ini sudah berjumlah ratusan anak.
Miko juga menyebut apabila sudah gagal ginjal maka anak-anak harus mendapatkan perawatan cuci darah atau hemodialisis. Ia berharap pemerintah memperluas rumah sakit rujukan agar anak-anak dapat mendapatkan penanganan yang maksimal, sehingga diharapkan dapat meminimalisasi jumlah kasus kematian.
“Kan, sekarang 14 rujukan ya, seharusnya mungkin di tiap-tiap provinsi jadi rujukan hemodialisis itu, jadi ada 34 lebih rumah sakit rujukan. Ini perlu dibenahi segera ya,” ujarnya.
Kemenkes per 18 Oktober 2022 mencatat sebanyak 206 kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal dilaporkan di 20 provinsi Indonesia dengan 99 di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Sebagai bentuk kewaspadaan, Kemenkes sebelumnya telah menginstruksikan agar seluruh apotek yang beroperasi di Indonesia untuk sementara ini tidak menjual obat bebas dalam bentuk sirup kepada masyarakat. Para tenaga kesehatan juga diminta tak lagi memberikan resep obat sirop kepada pasien.
Seluruh ketetapan itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak yang diteken oleh Plt. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Murti Utami pada Selasa (18/10).
Sumber: CNN Indonesia