Sebanyak 155 orang di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, tewas akibat berdesak-desakan saat menyambut perayaan Halloween, Sabtu (29/10/2022). Polisi setempat memperkirakan, tragedi itu terjadi akibat adanya sekitar 100 ribu orang yang memenuhi area tersebut.
Akibatnya, terjadi crowd crush yang menyebabkan sebagian besar orang mengalami sesak napas hingga henti jantung.
Dalam beberapa foto dan video yang beredar di media sosial, tampak para korban mengalami cedera parah, seperti sesak napas dan munculnya memar ungu kebiruan di seluruh tubuh, terutama pada bagian kaki. Selain itu, disebutkan pula para korban mengalami muntah darah dan seluruh tubuh berwarna keunguan sebelum meninggal.
Fenomena perubahan fisik tersebut menjadi sorotan beberapa pihak, salah satunya adalah Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Andi Khomeini Takdir, Sp.PD. Melalui twit pada akun Twitter pribadinya, dokter yang akrab disapa dr. Koko ini menjabarkan kemungkinan penyebabnya. Ia mengungkapkan, salah satu faktor kemungkinan utamanya adalah emboli paru.
“Kemungkinan pertama (adalah) emboli paru. Tanda dan gejala utamanya sesak napas, nyeri dada, dan batuk disertai darah,” sebut dr. Koko melalui twitnya yang dikutip CNBC Indonesia atas izin yang bersangkutan, Senin (1/11/2022)
Selain itu, dr. Koko menyebutkan bahwa tanda dan gejala lain dari emboli paru adalah irama jantung tidak teratur, pusing, tubuh banyak berkeringat, demam atau meriang, nyeri dan/atau bengkak pada tungkai bawah, hingga sianosis atau kulit berwarna pucat hingga kebiruan.
Ia menjelaskan, kondisi emboli paru ini bisa terjadi secara serentak pada para korban di Itaewon karena terjadinya situasi berdesak-desakan. Sehingga tidak ada pergerakan pada seseorang, rongga dada tertekan sampai volume paru-paru berkurang, dan pembuluh darah paru ikut tertekan.
“Satu aspek dari Trias Virchow terjadi dalam keramaian itu. Dua aspek lain ada di faktor risiko,” jelas dr. Andi.
Selain emboli paru, dr. Andi juga mengatakan salah satu kemungkinan penyebab lain muntah darah hingga seluruh tubuh berwarna keunguan adalah infark miokard atau serangan jantung. Namun, kemungkinan itu kecil terjadi karena fenomena serangan jantung serentak jarang terjadi.
Hingga saat ini, pihak berwenang di Korsel masih menyelidiki penyebab tragedi tersebut. Namun, para pejabat setempat memastikan saat kejadian tidak ada kebocoran gas atau kebakaran di lokasi.
Sumber : CNBC Indonesia