NEWS24XX.COM – Beberapa petugas polisi Ekuador tewas menyusul serangan-serangan eksplosif pada Selasa dini hari, yang mencakup hampir sembilan bahan peledak di dua kota dalam beberapa jam yang mendorong Presiden Guillermo Lasso mengumumkan keadaan darurat di provinsi Guayas dan Esmeraldas.
Menurut sebuah laporan oleh Reuters, setidaknya lima petugas polisi tewas dalam serangan ini. Presiden negara itu telah berulang kali menyalahkan kekerasan ini termasuk yang terjadi di penjara, pada pembalasan geng narkoba atas tindakan keras pemerintah terhadap perdagangan mereka.
Ekuador dilaporkan menjadi titik transit narkoba yang ditujukan ke Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa.
Di Esmeraldas, setidaknya tiga ledakan dilaporkan dan hampir tujuh petugas penjara disandera oleh narapidana sebagai protes pemindahan penjara, kata laporan itu. Namun, mereka kemudian dibebaskan setelah negosiasi.
Laporan juga menunjukkan bahwa sistem penjara negara itu telah menghadapi masalah struktural selama satu dekade sekarang, yang muncul di tengah meningkatnya kekerasan penjara. Para pejabat telah mengindikasikan bahwa pemindahan ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan dan memastikan keamanan populasi penjara.
Menurut polisi setempat, pada Selasa pagi setidaknya enam bahan peledak dilaporkan di beberapa bagian Guayaquil dan dua polisi tewas setelah serangan terhadap mobil patroli mereka. Selain itu, tiga petugas tewas di dalam dan sekitar kota di kemudian hari, kata pihak berwenang dalam sebuah pernyataan.
Mengutip kekerasan di dua provinsi tersebut, Lasso menyatakan keadaan darurat di mana keamanan akan diperketat serta tempat-tempat ini akan diberlakukan jam malam setelah pukul 21:00 (waktu setempat).
Serangan-serangan ini juga menyebabkan presiden negara itu membatalkan perjalanannya ke AS, serta berulang kali menyatakan keadaan darurat untuk mencoba dan melawan kekerasan yang berkembang. “Apa yang terjadi antara tadi malam dan hari ini di Guayaquil dan Esmeraldas jelas menunjukkan batas yang ingin dilampaui oleh kejahatan terorganisir trans-nasional,” kata Lasso dalam sebuah pidato video.
***