Minyak wijen memang bisa menambahkan aroma dan cita rasa dalam masakan. Namun selain itu, ada banyak manfaat lain minyak wijen untuk tubuh Anda.
Minyak wijen merupakan minyak nabati yang berasal dari biji wijen. Dalam beberapa budaya seperti di China, Jepang, dan beberapa negara Timur Tengah, minyak wijen biasanya digunakan sebagai minyak goreng dalam masakan.
Minyak wijen kaya akan antioksidan, vitamin E, dan pitosterol. Selain itu, minyak wijen juga mengandung lignan, sesamol, dan sesaminol.
Senyawa-senyawa di atas dapat membantu melawan radikal bebas dalam tubuh, sekaligus menurunkan risiko penyakit kronis.
Melansir MedicineNet dan Healthline, berikut beberapa manfaat minyak wijen bagi kesehatan dan kecantikan.
1. Menurunkan risiko penyakit kronis
Ada banyak penyakit kronis yang jadi ancaman manusia. Penyakit-penyakit kronis itu biasanya dipicu oleh adanya kerusakan sel.
Senyawa antioksidan yang dimiliki minyak wijen membantu mengurangi kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas. Akumulasi radikal bebas dalam sel dapat menyebabkan peradangan dan penyakit.
Minyak wijen juga mengandung lignan, senyawa yang membantu melawan radikal bebas dalam tubuh dan meminimalkan kerusakan sel yang disebabkan olehnya.
2. Menjaga kesehatan jantung
Minyak wijen diketahui mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6. Keduanya merupakan lemak tak jenuh ganda yang membantu mencegah penyakit jantung dan perkembangan plak di arteri.
Minyak wijen juga dapat menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), sehingga mengurangi risiko penyakit jantung.
3. Membantu menurunkan tekanan darah
Biji wijen mengandung zync, zat besi, dan magnesium yang dapat membantu memproduksi sel darah merah dan meningkatkan sirkulasi darah serta metabolisme. Lemak tak jenuh ganda, vitamin E, sesamolm dan sesamin dapat membantu menurunkan tekanan darah.
4. Sifat anti-inflamasi
Kandungan sesamin pada minyak wijen mengurangi peradangan kronis serta melawan berbagai bakteri dan jamur agar tidak memengaruhi kulit. Inflamasi atau peradangan dapat menyebabkan obesitas, penyakit jantung, dan penyakit ginjal.
Secara tradisional, minyak wijen digunakan dalam pengobatan Taiwan untuk mengobati nyeri sendi, sakit gigi, luka, goresan, dan kran pramenstruasi.
5. Meningkatkan kesehatan tulang dan mengobati radang sendi
Minyak wijen dapat meringankan ketidaknyamanan dan peradangan yang terkait dengan radang sendi. Minyak wijen juga diketahui mengandung vitamin K yang meningkatkan kesehatan tulang.
6. Mengatur kadar gula darah
Minyak wijen memainkan peran penting dalam pengaturan gula darah jangka panjang, terutama pada penderita diabetes.
Sebuah penelitian pada 46 orang dewasa penderita diabetes menemukan bahwa mengonsumsi minyak wijen selama 90 hari secara signifikan mengurangi gula darah puasa dan kadar hemoglobin A1c atau indikator regulasi gula darah kronis.
7. Meningkatkan kesehatan rambut
Minyak wijen dapat membantu mempertahankan warna rambut alami, meningkatkan kekuatan dan kilau rambut, serta meminimalisasi kerontokan rambut.
Efek antibakteri dari minyak wijen dapat membantu menghilangkan patogen atau benda asing yang mungkin menyerang kulit kepala atau rambut.
8. Meredakan stres, kecemasan, dan depresi
Minyak wijen memiliki asam amino yang disebut tirosin yang telah terhubung langsung dengan aktivitas serotonin di otak. Mengonsumsi minyak wijen dikaitkan dengan mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.
9. Melindungi dari sinar UV
Sebuah studi tahun 2018 yang dilakukan oleh California State University melaporkan bahwa mengoleskan minyak wijen ke kulit dapat membantu menciptakan lapisan pelindung dan melindungi kulit dari sinar UV yang berbahaya.
Minyak wijen diketahui dapat menahan hingga 30 persen sinar UV. Sedangkan minyak lainnya hanya menahan hingga 20 persen.
10. Cegah penuaan dini
Minyak wijen kaya akan lemak tak jenuh yang membantu mengurangi peradangan dan kerusakan kulit. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan elastisitas dan kehalusan kulit dan mengurangi stres oksidatif, sehingga mengurangi munculnya bintik-bintik penuaan dan penuaan dini.
Sumber : CNBC Indonesia