Mata berkedut atau myokymia adalah kondisi yang umum terjadi. Biasanya, myokymia sering terjadi secara mendadak ketika beraktivitas. Kedutan mata ini umumnya terjadi pada kelopak mata atas, tetapi juga dapat terjadi pada kelopak mata atas dan bawah.
Melansir dari Hopkins Medicine, myokymia dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu myokymia kelopak mata yang merupakan kasus ringan tanpa perlu pengobatan dan blefarospasme esensial jinak yang melibatkan kontraksi otot tak sadar dan memiliki sifat berkelanjutan.
Dikutip dari Healthline, meskipun kasus komplikasi akibat kedutan mata jarang terjadi, seseorang tetap harus berwaspada bila kondisi ini berlangsung secara terus-menerus. Sebab, ada kemungkinan kedutan mata adalah gejala dari gangguan otak atau saraf yang lebih serius.
Disebutkan, komplikasi yang mungkin dapat terjadi akibat kedutan mata adalah kelumpuhan wajah (Bell’s Palsy), kejang otot tak terduga (Dystonia), leher dan kepala kejang hingga berputar ke posisi yang tidak mengenakkan (Distonia Serviks), penyakit sistem saraf pusat (Multiple Sclerosis), penyakit Parkinson, hingga Sindrom Tourette.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab dari kedutan mata. Namun, ada sejumlah kemungkinan faktor yang memicu terjadinya kedutan mata, yaitu.
- Iritasi mata
- Mata kering
- Angin yang kencang, cahaya terang, matahari, debu, atau polusi udara yang mengenai mata
- Kelelahan
- Stres
- Mengonsumsi alkohol
- Efek samping obat
- Pembengkakan lapisan tengah mata
- Mata ringan
- Migrain
Jika kedutan mata berlangsung selama berminggu-minggu, mengakibatkan mata sulit untuk dibuka, hingga mengalami kesulitan penglihatan, segera kunjungi dokter mata untuk mendapatkan penanganan medis.
Namun, bila mengalami kedutan mata ringan, cukup kompres hangat dan pijat ringan mata yang berkedut, kurangi stres, tidur yang cukup, batasi mengonsumsi kafein, dan hindari sementara menggunakan lensa kontak.
Sumber : CNBC Indonesia