Diduga peristiwa kecelakaan lalu lintas yang menewaskan seorang anak berinisial NG usia 5 tahun, Sabtu (12/11). Kerusuhan pecah di Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua Tengah.
Buntut kecelakaan itu meluas, sekelompok warga membakar truk yang diduga menabrak korban. Aksi anarki berlanjut penyerangan dan pembakaran bangunan kantor pemerintahan dan indekos empat pintu di Kampung Mauwa. Selain itu, akibat peristiwa main hakim sendiri, empat warga hilang.
“Dari laporan terungkap ada seorang ibu dengan dua anaknya dan seorang lainnya yang dilaporkan hilang oleh keluarga,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal di Jayapura, Minggu (14/11).
Kamal merunut, kejadian itu diawali kasus kecelakaan lalu lintas yang menewaskan bocah berusia lima tahun akibat ditabrak truk. Massa sempat melakukan pembakaran di beberapa titik termasuk kantor pemerintah dan rumah warga.
Bahkan Minggu dini hari, massa masih melakukan pelemparan batu dan anak panah ke petugas yang berjaga-jaga sehingga anggota membalas dengan mengeluarkan tembakan peringatan untuk menghalau massa agar tidak mendekat ke arah petugas.
Tercatat tiga orang terluka termasuk dua anggota Polres Dogiyai. “Belum bisa dipastikan berapa besar kerugian akibat amuk massa, karena rumah warga yang dibakar sekitar 80-an rumah petak dan dua truk,” lanjut Kamal.
Peristiwa kecelakaan itu terjadi pada pukul 14.30 WIT. Massa langsung membakar truk yang menabrak bocah itu. Selain itu truk yang berada di belakangnya juga dibakar.
“Bahkan masa berupaya masuk ke Polres Dogiyain untuk mengambil supir truk, namun berhasil dihalangi,” terangnya.
Dia melanjutkan, massa dari kampung Mauwa dan Kamuu Selatan memaksa masuk ke Pasar Ikebo, namun dihalangi aparat keamanan karena diduga hendak membakar pasar itu.
Aparat keamanan terpaksa melepaskan tembakan gas air mata dan saat ini berjaga-jaga di dalam kota.
Saat ini supir truk yang diduga menabrak balita, KM dan seorang korban pembacokan yang dilakukan massa telah dievakuasi ke Mapolres Dogiyai. “Sedangkan seorang korban lainnya yang mengalami luka akibat dianiaya hingga kini belum dapat dievakuasi,” kata dia.
Saat ini situasi di Dogiyai berangsur-angsur kondusif, namun anggota masih bersiaga terutama di sejumlah wilayah yang dianggap rawan.
Terpisah, Kapolres Dogiyai Kompol Samuel Tatiratu menyatakan saat ini dua peleton Brimob sudah dikirim ke Dogiyai, untuk membantu memperkuat keamanan usai aksi kerusuhan.
“Dua peleton brimob yang dikirim dari Nabire itu untuk memperkuat aparat keamanan di Dogiyai,” kata Kompol Tatiratu.
Total kerusakan saat kerusuhan itu adalah sekitar 82 rumah petak dan enam kantor dibakar, yakni Kantor BKD, Inspektorat Daerah, Dukcapil, Dinas Lingkungan Hidup, BPMK dan Kantor Keuangan.
“Warga juga mengungsi ke Polres dan Koramil Dogiyai,” tutur Tatiratu. Dikutip dari Antara. (sumber-Merdeka.com)