Sebuah publikasi Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan PBB, World Happiness Report telah merilis negara-negara paling bahagia di dunia tahun 2022. Data ini mengacu pada survei global dari orang-orang di sekitar 150 negara.
Salah satu tujuannya adalah untuk menyoroti secercah harapan di masa-masa pandemi yang melanda dunia dalam beberapa tahun. Menurut The World Happiness index 2022, laporan kebahagiaan negara di dunia adalah indikator kebahagiaan global.
Pemeringkatan didasarkan pada laporan penilaian responden tentang kehidupan mereka sendiri dan artikel tentang kebahagiaan nasional yang disertakan. Laporan tersebut juga membandingkan dengan elemen lain yang mempengaruhi kualitas kehidupan.
Dari sekian banyak negara di dunia, Finlandia dinobatkan sebagai negara yang paling bahagia sedunia.
Ternyata, ini bukan pertama kali bagi Finlandia untuk menduduki urutan pertama sebagai negara paling bahagia sedunia. Sudah empat tahun berturut-turut Finlandia mengalahkan 148 negara lain di daftar negara paling bahagia di dunia.
Ada beberapa alasan kenapa Finlandia menjadi negara paling bahagia di dunia. Mulai dari cara hidup yang santai, tingkat kejahatan yang rendah hingga sistem pendidikan yang adil.
Mereka juga memiliki cara hidup yang santai. Dibandingkan dengan negara barat, orang Finlandia cenderung hidup lebih santai. Budaya Finlandia juga sangat hangat dan berfokus pada kerjasama, bukan kompetisi. Masyarakat di sana juga tidak terlalu peduli dengan cara negara lain untuk hidup.
Jam kerja di Finlandia juga cenderung lebih sedikit, 9 atau 5 jam saja. Mengutip dari Study Internasional, dengan jam kerja yang lebih sedikit diyakini para pekerja lebih produktif.
Lalu, salah satu ukuran penting dalam World Happiness Report, adalah seberapa aman perasaan orang di negara tersebut. Finlandia memiliki tingkat kejahatannya yang rendah. Dari tingkat kejahatan yang rendah ini masyarakat merasa aman, tenteram, dan bahagia.
Kemudian, tingkat kesetaraan di Finlandia lebih baik dari negara lainnya. Semua orang di sana, tidak pernah memandang bagaimana latar belakang sosial dan ekonomi orang lain.
Sumber : CNBC Indonesia