Geger Kematian empat anggota keluarga di kawasan Kalideres, Jakarta Barat. Kasus itu pun masih misterius, meski dugaan teranyar kejadian diduga terkait keyakinan ritual tertentu. Sehingga menutup dugaan awal karena kelaparan.
Dugaan itu salah satunya disampaikan kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala. Dia berpendapat bahwa kematian dari empat orang itu disebabkan keyakinan menyimpang tentang hidup setelah mati.
Temuan polisi terbaru juga menunjukkan salah seorang anggota keluarga itu terindikasi mengarah pada penyimpangan tersebut. “Ada kecenderungan salah satu keluarga yang dominan, yang mengarah ke almarhum Budiyanto (Gunawan), bahwa yang bersangkutan memiliki sikap positif terhadap aktivitas ritual tertentu,” kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, Selasa (29/11).
Hengki menduga ketiga korban lain terpengaruh dengan Budyanto, sehingga mereka melakukan ritual serupa. “Hal ini mengakibatkan adanya suatu keyakinan dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu,” ujarnya.
Dia menjelaskan, temuan itu berdasarkan hasil koordinasi antara penyidikan dengan tim asosiasi psikologi forensik. “Ada keindetikan penyelidikan berdasarkan keterangan saksi dan bukti bukti yang ada di lokasi kejadian,” ujar dia.
Gandeng Ahli Sosilogi Agama
Hengki juga menyebut barang bukti terbaru yang ada di antaranya buku-buku mantra hingga kemenyan. Karena itu diminta melibatkan ahli sosiologi agama untuk mendalami temuan barang-barang di dalam rumah.
“Kami menemukan buku-buku lintas agama, serta mantra dan kemenyan. Oleh karena itu, kami akan mengundang ahli sosiologi agama, untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di dalam buku, serta menghubungkan dengan temuan jejak benda-benda di TKP,” kata dia.
Terkait hal ini, Hengki menerangkan tim asosiasi psikologi forensik terus mendalami motif kematian jiwa melalui otopsi jiwa. “Investigasi kejahatan ilmiah selalu menjadi acuan atau metode pembuktian utama,” ujar dia.
Terkait penyebab kematian, penyidik menggandeng para ahli kedokteran forensik gabungan dari kedokteran forensik Polri maupun RSCM/Universitas Indonesia.
“Mengenai sebab-sebab kematian, kami sedang menanti hasil dari pemeriksaan patologi anatomi yang saat ini sedang didalami,” ujar dia. (sumber-Merdeka.com)