Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy merinci sebanyak 14.490 rumah yang rusak imbas bencana gempa bumi di Cianjur terverifikasi dan akan dibangun oleh pemerintah.
Hal itu disampaikan berdasarkan data BNPB per 29 November lalu.
“Sebanyak 14.490 rumah yang terdata kerusakannya dan telah diverifikasi oleh pihak BNPB. Sementara ini, kata Kepala BNPB data dikunci untuk gelombang pertama proses pembangunan hunian oleh BNPB, Pemda, dan Kementerian PUPR,” ujar Muhadjir dalam keterangannya dikutip Kamis (1/12).
“Data dikunci sementara. Biar tidak tumpang tindih data akan difinalisasi jadi ini kita anggap sebagai batch 1. Sudah kita tutup nanti kemudian kita lanjutkan batch 2,” tambahnya.
Muhadjir menyampaikan penanganan bencana di Cianjur sudah semakin terorganisasi baik berdasar laporan Kepala BNPB Suharyanto, dan Bupati Kabupaten Cianjur Herman Suherman.
Dari sisi bantuan baik tenda, sandang, pangan, dan logistik sudah dapat diberikan sampai ke tempat-tempat yang terisolasi.
“Termasuk mereka yang tinggal di daerah terisolasi sudah bisa dijangkau sudah bisa mendapatkan bantuan dari posko pusat. Sekarang ini sudah berjalan dengan baik,” ujar dia.
Usai penanganan bencana berlangsung baik, Muhadjir mengarahkan agar penanganan segera beralih ke tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo supaya bisa mempercepat rehabilitasi dan rekonstruksi,” kata dia.
Tak Dijadikan Wisata Dadakan
Muhadjir meminta kepada warga agar lokasi gempa bumi jangan dijadikan tempat wisata dadakan. Hal ini justru membuat mobilisasi bantuan terganggu. Ia merespons banyaknya aksi sejumlah orang yang merekam video, memotret, dan bahkan swafoto di lokasi terdampak gempa.
“Jadi saya mohon kesadarannya pada warga yang berminat meninjau lokasi sudah kita hargai minatnya. Tapi sebaiknya untuk menahan diri tidak ikut ramai-ramai datang ke lokasi karena akan mengganggu mobilisasi bantuan yang akan diberikan,” pinta Muhadjir.
Muhadjir juga mengimbau kepada masyarakat sipil yang akan memberikan bantuan supaya melalui posko pusat di Kantor Bupati Cianjur.
Hal itu lantaran banyak kasus bantuan dari relawan yang hanya diantar dan diambil oleh masyarakat dari pinggir jalan utama. Padahal banyak masyarakat lebih membutuhkan di wilayah pedesaan.
Menurutnya, bantuan yang dikirim relawan yang hanya diberikan di pinggir jalan membuat gejolak di masyarakat karena banyak yang merasa tidak mendapatkan bantuan.
Karenanya, lebih baik bantuan dari masyarakat sipil dan relawan disalurkan melalui posko pusat untuk menjaga suasana batin masyarakat.
“Tetapi mohon sebaiknya diserahkan kepada posko pusat agar nanti bisa disalurkan sebaik-baiknya. Kalau bantuannya dialamatkan kepada pihak tertentu nanti bisa ditulis saja kepada pihak yang diserahi sehingga bisa diantar,” kata dia.
Gempa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dengan kekuatan magnitudo 5,6 terjadi pada Senin (21/11) lalu. Pemkab Cianjur telah menetapkan status tanggap darurat bencana alam gempa bumi selama 30 hari hingga 20 Desember 2022.
Data per Rabu (30/11), total korban meninggal gempa Cianjur menjadi 328 orang. Selain itu, tercatat kerugian materiil akibat gempa yaitu rumah rusak berat hingga ringan sebanyak 83.747 unit. Bangunan sekolah rusak 511 unit, tempat ibadah 187 unit, fasilitas kesehatan 14 unit, dan gedung kantor 17 unit.
Sumber : CNN Indonesia