Aksi Jerman di Piala Dunia 2022 menjadi sorotan. Di pertandingan pertama melawan Jepang, 11 starting line up yang bermain kompak melakukan pose menutup mulut sesaat sebelum pertandingan sebagai protes terhadap sikap FIFA dan Qatar yang melarang simbol dukungan LGBTQ di Piala Dunia 2022 di Qatar.
Saat pertandingan tersebut, Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser juga hadir di Stadion Internasional Khalifa. Ia menyita perhatian dengan ban kapten “One Love” sebagai bentuk protes ke Qatar dan FIFA. Uniknya, Ia terpantau bercengkrama dengan Presiden FIFA Gianni Infantino.
Pada kesempatan sebelumnya, Faeser juga menyebut larangan ban kapten One Love sebagai ‘kesalahan besar’ FIFA yang juga atas permintaan Qatar. Asosiasi sepak bola Jerman (DFB) bahkan telah menyeret FIFA ke Pengadilan Arbitrase Olahraga atas kasus tersebut.
“Sungguh menghancurkan hati setiap penggemar melihat bagaimana FIFA juga meletakkan beban ini ke pundak para pemain,” kata Faeser.
Ketika Jerman secara terang-terangan menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya dengan sikap FIFA dan Qatar pada penyelenggaraan Piala Dunia 2022, ternyata di luar lapangan Jerman masih membutuhkan Qatar demi menyelamatkan negaranya.
Bak menjilat ludah sendiri, Jerman justru harus hidup dari gas Qatar beberapa tahun ke depan. Jerman akan mendapatkan pasokan gas alam cair dari Qatar hingga dua juta ton per tahunnya dalam 15 tahun mendatang. Hal ini terjadi karena Negeri Rhein itu sedang berusaha beralih dari pasokan gas asal Rusia.
Menteri Energi Qatar dan CEO QatarEnergy, Saad Sherida al-Kaabi telah mengonfirmasi hal ini. Doha pun menegaskan siap menjadi pemasok untuk menjamin keamanan energi di wilayah Eropa.
“Mitra Qatar Energy, perusahaan AS Conoco Phillips, akan memasok gas dari proyek Lapangan Utara Timur dan Selatan Qatar mulai 2026 ke terminal LNG Brunsbuttel yang sedang dikembangkan di Jerman Utara,” kata Kaabi dikutip AFP.
Akibat krisis energi, Jerman menjadi korban dari tingginya harga energi terutama gas yang menyebabkan meningkatnya inflasi. Masyarakat Jerman pun merasakan dampak langsung karena biaya listrik dan BBM makin mahal.
Terkait kondisi di dalam negeri, harga energi di Jerman sudah naik 38%, sementara harga pangan melesat 12% dan BBM 33%, kata Duta Besar Indonesia Untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno kepada CNBC Indonesia belum lama ini.
Tingkat inflasi Jerman pun meningkat menjadi 10,4% year-on-year (yoy) pada Oktober dari bulan sebelumnya sebesar 10%.
Pasokan gas dari Qatar bisa membantu Jerman dalam menurunkan biaya energi, termasuk menstabilkan tingkat inflasi yang terlampau tinggi. Pada akhirnya, Jerman yang memprotes sikap Qatar pun masih membutuhkan Qatar demi menyelamatkan negerinya.
Sumber : CNBC Indonesia