Demo memprotes kebijakan lockdown Covid-19 di China yang ketat terus meluas hingga kini mendorong ratusan mahasiswa di Wuhan ikut menggelar unjuk rasa serupa.
Sebuah video yang tersebar di Twitter menunjukkan sekelompok mahasiswa berkumpul pada Minggu (4/12) di luar gedung administrasi Universitas Wuhan sambil meneriakkan “proses terbuka dan transparansi informasi”.
Para mahasiswa itu memprotes kebijakan nol Covid-19 China yang ikut diterapkan oleh kampus.
Kebijkan nol Covid-19 menerapkan penutupan wilayah atau lockdown pada suatu gedung, kompleks, distrik hingga kota dan provinsi jika terdapat kluster penularan Covid-19 yang dianggap mengancam meski hanya beberapa kasus saja.
Selain di Twitter, sejumlah unggahan yang tersebar di Weibo menunjukkan keluh kesah para mahasiswa soal aturan lockdown kampus. Mereka mengaku tidak senang dengan peraturan yang ketat dan membingungkan sehingga mempersulit situasi di saat perlu meninggalkan kampus atau pulang ke kampung halaman mereka.
Para mahasiswa juga mengatakan mereka kesal dengan pengujian Covid-19 yang terus berlanjut dan toko-toko di kampus yang menjual makanan tutup.
Meski begitu, protes di Universitas Wuhan berlangsung damai dan tertib. Para mahasiswa tampaknya menghindari melanggar batas-batas berdemo dari Partai Komunis. Sebuah pesan yang seolah-olah berasal dari penyelenggara protes meminta mereka untuk tidak membawa kertas kosong yang jadi simbol unjuk rasa di China belakangan ini dan tidak menggiring topik politik.
Dikutip The Straits Times, Bloomberg News belum dapat memverifikasi rekaman dalam klip atau postingan media sosial secara independen.
Sementara itu, pihak universitas belum menanggapi permintaan komentar terkait demo tersebut.
China menjadi sorotan usai sejumlah warga di berbagai kota mulai dari Urumqi di Xinjiang, Ibu Kota Beijing, Shanghai, hingga Guangzhou, menolak lockdown imbas peningkatan kasus Covid-19. Demo dipicu rasa frustrasi warga dengan lockdown dan aturan ketat lainnya ketika sebagian besar negara telah membuka pintu lagi.
Banyak pedemo yang juga menuntut Presiden Xi Jinping mundur.
Para pedemo diduga kebanyakan berasal dari kaum muda yang protes dengan kebijakan ‘tangan besi’ Xi Jinping yang semakin merajalela selama pandemi.
Sumber: CNN Indonesia