Kemenangan Argentina di Piala Dunia 2022 membuat Lionel Messi didapuk mengangkat trofi dengan menggunakan pakaian tradisional Arab Bisht.
Jubah itu dikenakan Messi setelah diberi oleh Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani sebelum seremoni pengangkatan trofi Piala Dunia 2022.
Messi mendapat giliran terakhir dalam penyerahan medali lantaran mendapat keistimewaan mengangkat piala sebagai kapten tim.
Jubah tersebut dikenal dengan sebutan bisht yang merupakan pakaian tradisional di dunia Arab yang telah dipakai selama ribuan tahun. Bisht adalah jubah panjang tradisional Arab yang dikenakan pria di atas thobes mereka. Jubah ini biasanya terbuat dari wol dan warnanya berkisar dari putih, krem, dan krem hingga warna cokelat, abu-abu, dan hitam yang lebih gelap.
Kata bisht berasal dari bahasa Persia – dipakai di punggung.
Jubah ini bukanlah pakaian sehari-hari, disimpan untuk acara-acara khusus seperti pernikahan, atau perayaan festival seperti Idul Fitri, hari raya keagamaan yang dirayakan oleh umat Islam yang menandai akhir dari puasa Ramadhan dari fajar hingga matahari terbenam selama sebulan.
Tak cuma itu, bisht juga dipakai sebagai simbol status oleh orang-orang seperti keluarga kerajaan dan orang kaya.
Mengutip Arab News, bisht telah menjadi pilihan pakaian formal bagi politisi, ulama, dan individu berpangkat tinggi di negara-negara Teluk Arab, Irak dan negara-negara di utara Arab Saudi.
“Bisht pertama kali dijahit di Persia.Orang Saudi diperkenalkan kepada mereka ketika penjual bisht datang ke sini untuk haji atau umrah,” kata Abu Salem, seorang penjahit Saudi dari Al-Ahsa.
Daerah Al-Ahsa di Provinsi Timur telah menjadi rumah bagi penjahit bisht terbaik selama lebih dari 200 tahun dan produsen terkemuka di negara-negara Teluk sejak 1940. Anda dapat menemukan bisht yang disebut Al-Qattan, Al-Kharas, Al-Mahdi atau Al-Bagli.
Tiga jenis bordir digunakan dalam pembuatan bisht: jahitan emas, jahitan perak dan jahitan sutra.Benangnya disebut zari dan emas dan perak sangat umum.
“Bisht hitam dengan jahitan emas adalah yang paling populer, setelah krem dan putih,” kata Abu Salem.
“Pada awal 90-an warna baru diperkenalkan ke pasar bisht. Biru, abu-abu dan merah marun kebanyakan dikenakan oleh generasi muda. Generasi yang lebih tua tetap berpegang pada warna hitam, coklat dan krem tradisional, “tambahnya.
“Menjahit bisht Hasawi adalah seni yang membutuhkan ketelitian dan keterampilan.Sulaman emas membutuhkan kesabaran dan memakan waktu berjam-jam.Lamanya waktu tergantung pada gaya dan desain.Membuat salah satu bisht ini dengan tangan bisa memakan waktu 80 hingga 120 jam dan empat penjahit, masing-masing dengan satu tugas khusus.”
Jubah bisht yang dipakai Messi paling mahal dibuat dengan menggunakan bulu unta atau lama atau wol kambing dengan sulaman emas di kerah dan lengan.
Yang paling mahal, Royal bisht dirancang khusus untuk pangeran, politisi, dan orang kaya.
“Orang-orang ini biasanya memilih warna hitam, kuning madu, krem, dan krim untuk bisht mereka,” kata Abu Salem.
“Mereka selalu buatan tangan dan menggunakan benang emas atau perak dan terkadang kombinasi keduanya,” tambahnya.
Sumber : CNN Indonesia