Sebanyak 36 warga Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat mendapatkan perawatan medis di Puskesmas, usai mengalami keracunan makanan hajatan.
“Mereka mengalami mual, muntah hingga diare,” kata Kepala Puskesmas Cihaurbeuti Usep Koswara, Selasa (20/12).
Puluhan pasien tersebut mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan di salah satu hajatan pernikahan warga. Dari puluhan pasien yang mengalami gejala keracunan, empat di antaranya masih berusia anak-anak.
“Tadi pagi tim medis melakukan pemeriksaan. Dari jumlah total 36, empat di antaranya sudah bisa pulang, jadi sisanya 32 pasien. Dari jumlah itu satu pasien dirawat di Puskesmas Panumbangan karena kapasitas di sini penuh,” jelas usep.
Adapun kondisi ke-32 pasien yang saat ini masih mendapatkan perawatan terus membaik. Dia memastikan seluruh pasien tidak ada yang harus dirujuk ke rumah sakit.
Dia mengungkapkan bahwa berdasarkan keterangan dari para korban, mereka mengaku menghadiri hajatan nikah warga pada Minggu (18/12) malam. Seluruh korban yang mengalami gejala keracunan mengaku menyantap hidangan sehingga dugaan keracunan berasal dari makanan tersebut.
Setelah menyantap hidangan di malam hari, keesokan harinya mereka mengalami mual, muntah, sakit kepala. “Kami setelah menerima informasi langsung ke lokasi dan melakukan wawancara juga klarifikasi kemudian membawa mereka ke puskesmas menggunakan ambulans,” ungkapnya.
Usep memastikan bahwa tidak ada lagi yang mengalami gejala serupa karena pihaknya sudah melakukan pelacakan di lapangan. Kepastian itu juga karena keluarga yang menggelar hajatan hanya mengundang warga sekitar.
Saat pihaknya mewawancarai penggelar hajatan, diketahui bahwa makanan dimasak di pagi hari dan baru dimakan malam harinya. Atas pengakuan tersebut, dugaan awal penyebab keracunan diperkirakan dari makanan tersebut.
“Tapi ini belum bisa kami simpulkan, masih menunggu hasil pemeriksaan sampel makanan di laboratorium untuk menentukan penyebab pastinya. Kami baru kirimkan sampel ke laboratorium provinsi, mulai nasi, daging, kerupuk, dan bihun. Hasilnya kemungkinan baru diketahui dua pekan ke depan,” pungkasnya. (sumber-Merdeka.com)