Setiap orangtua tentunya berharap anaknya bisa tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri. Sebab, hal itu bisa membuat anak lebih luwes bersosialisasi dengan orang-orang baru di sekitarnya.
Kendati demikian, tidak semua anak memiliki kepercayaan diri yang baik. Ketahui sejumlah faktor penyebabnya menurut para ahli:
1. Kurang dorongan dari orangtua
Studi yang dilakukan para peneliti di McGill University di Montreal, Kanada, menemukan bahwa sifat serta kepribadian seorang anak lebih dipengaruhi perilaku orang tuanya ketimbang genetika.
Menurutnya, para ilmuwan juga meyakini peran warisan genetika lebih sedikit menentukan perilaku ketimbang faktor lingkungan yang lebih menentukan.
Raksha mengutip pernyataan psikolog Dr Sushma Mehrotra, yang juga meyakini apabila orang tua memberikan rangsangan yang benar, bahkan anak yang biasa-biasa saja bisa menjadi cemerlang. Sebaliknya, jika kurang dirangsang, anak yang cerdas pun tak akan mencapai potensinya secara maksimal.
“Kita tidak bisa mengendalikan gen yang kita turunkan, tapi kita bisa memengaruhi lingkungan tempat anak-anak kita dibesarkan,” kata Raksha.
Raksha bilang, orang tua merupakan pengaruh terkuat untuk membentuk nilai dan harga diri anak.
2. Faktor lingkungan
Faktor lain seperti hubungan dengan lingkungan yakni teman sebaya, keberhasilan dan kegagalan di sekolah, pengalaman positif atau negatif juga memengaruhi perkembangan psikologis anak.
3. Kurang mendapatkan perhatian
Rasa percaya diri anak juga dipengaruhi oleh dukungan yang ia dapatkan dari kedua orang tuanya. Ketika orang tua terlalu sibuk dan kurang memperhatikan anak, hal ini dapat membuat anak merasa dilupakan, tidak diinginkan, atau kehadirannya tidak penting, sehingga berdampak pada rendahnya rasa percaya diri anak.
Orang tua menilai kemampuan anak berdasarkan nilai akademiknya
Tidak sedikit orang tua yang hanya menilai kemampuan anak berdasarkan nilai dan prestasi akademik yang diperoleh anak. Ketika anak mendapatkan nilai yang kurang baik, terkadang orang tua langsung melabel anak kurang pintar dan memarahi mereka karena nilainya yang buruk.
4. Terlalu dikekang
Ingin selalu melindungi anak merupakan suatu hal yang wajar. Namun, ketika kita menjadi orang tua yang terlalu protective seperti banyak melarang anak untuk melakukan ini dan itu, terlalu ikut campur dalam keputusan yang anak buat sehingga anak tidak pernah diberi kesempatan untuk membuat keputusannya sendiri, hal ini membuat anak merasa kalau mereka tidak bisa melakukan sesuatu tanpa bantuan dan kehadiran orang tua.
Sumber : CNBC Indonesia