Sebanyak 320 narapidana yang mendekam di lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tangga negara (rutan) di Bali menerima remisi khusus Hari Raya Natal. Delapan di antaranya langsung bebas setelah mendapatkan pemotongan masa tahanan.
Remisi khusus adalah pembebasan masa pidana yang diberikan kepada pembebasan dan anak pidana pada hari keagamaan besar yang dianut oleh yang bersangkutan, dengan ketentuan jika suatu agama mempunyai lebih dari satu hari besar keagamaan dalam setahun, maka yang dipilih adalah hari besar yang paling dimuliakan oleh penganut agama yang bersangkutan,” kata Kepala Kemenkumham Bali, Anggiat Napitupulu, Senin (26/12).
Dia merinci, delapan orang yang langsung bebas setelah mendapat remisi yakini 4 warga binaan dari Lapas Kerobokan, 1 warga binaan dari Lapas Narkotika Bangli, 1 warga binaan dari Lapas Karangasem, dan 2 warga binaan dari Rutan Gianyar.
“Tentunya remisi ini diberikan kepada WBP yang sudah memenuhi kriteria dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku selama masa pembinaan di pemasyarakatan,” ujar Anggiat.
Jumlah remisi yang diberikan terdiri dari 11 lap dan rutan di Bali.
1. Lapas Kelas IIA Kerobokan sebanyak 130 orang meminta;
2. Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan sebanyak 23 orang memohon;
3. Lapas Narkotika Kelas IIA Bangli sebanyak 88 orang memohon;
4. Lapas Kelas IIB Karangasem sebanyak 16 orang;
5. Lapas Kelas IIB Tabanan sebanyak 9 orang;
6. Lapas Kelas IIB Singaraja sebanyak 7 orang bersepeda;
7. LPKA Kelas II Karangasem sebanyak 1 orang;
8. Rutan Kelas IIB Klungkung sebanyak 8 orang;
9. Rutan Kelas IIB Bangli sebanyak 20 orang;
10. Rutan Kelas IIB Gianyar sebanyak 12 orang membutuhkan;
11. Rutan Kelas IIB Negara sebanyak 6 orang. (sumber-Merdeka.com)