Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan tahun depan bakal menggelar dialog dengan para pemangku kepentingan buat membangun kesadaran dan mencegah penyusupan kelompok teror ke dalam persaingan politik menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Melansir nasional.kompas.com, Kepala BNPT Komjen Pol. Boy Rafli Amar mengatakan, langkah dialog itu perlu dilakukan karena terdapat 3 aspek yang menjadi prioritas untuk menjaga iklim demokrasi yang kondusif.
“Kami bersama dengan pemangku kepentingan di 2023 ini merencanakan menyelenggarkan semacam dialog terbuka, dialog publik untuk mengajak semua pihak, yang tentunya nanti narasi-narasi itu diharapkan bisa menjadi hal-hal yang disampaikan teman-teman media ke masyarakat,” kata Boy Rafli, Rabu (28/12).
Dialog tersebut, lanjut Boy, untuk membangun kesamaan persepsi di antara masyarakat sehingga dapat membentuk iklim demokrasi yang terbebas dari kekerasan.
Menurut Boy, ketiga aspek pencegahan terhadap potensi terorisme adalah membangun kesiapsiagaan, kontra radikalisasi, dan deradikalisasi.
“Narasi-narasi intoleran apalagi mengarah kepada radikal, kekerasan, radikal teror ini perlu kita antisipasi bersama,” ujar Boy Rafli.
Terkait langkah kontra radikalisasi, Boy mengatakan BNPT akan bekerja sama dengan instansi terkait serta elemen masyarakat untuk melakukan kontra narasi negatif terhadap kelompok radikal dan aksi teror.
Boy mengatakan, jika proses demokrasi diwarnai dengan aksi kekerasan maka akan berdampak negatif terhadap kondisi bangsa. Dia menambahkan, edukasi terkait demokrasi yang kondusif penting bagi masyarakat.
Boy mengatakan, BNPT menilai perlu ada kontribusi dari berbagai pihak untuk menjalankan upaya menjaga situasi tetap tenang dan stabil menjelang
BNPT, kata Boy, akan berkoordinasi dengan sejunlah tokoh bangsa dan masyarakat untuk menyukseskan terselenggaranya langkah deradikalisasi menjelang Pemilu 2024.