Survei Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan 24,36% atau 16 juta pemuda Indonesia adalah perokok. Survei juga menunjukkan pemuda di Provinsi Sulawesi Berat adalah perokok terberat di Indonesia dengan rata-rata konsumsi 16,93 batang per hari.
Berdasarkan Data Susenas 2022, jumlah pemuda di Indonesia mencapai 65,82 juta jiwa atau hampir seperempat (24,00%) penduduk. Mereka berada di kelompok umur antara 16-30 tahun atau yang lahir antara tahun 1992 hingga 2006.
Persentase pemuda menurun sekitar 0,79% dibandingkan 10 tahun lalu (24,79%). Data Susenas 2022 menunjukkan bahwa terdapat sekitar 24,36% pemuda pernah dan masih merokok hingga sebulan terakhir (survei Maret 2022) dan sebanyak 22,04% diantaranya merupakan perokok aktif setiap hari.
Pemuda yang merokok didominasi oleh remaja laki-laki (47,06%) dan tinggal di perdesaan (27,15%). Dari kelompok umur, pemuda dengan perokok terbesar adalah rentang kelompok umur tertua 25-30 tahun (29,5%).
Yang mengkhawatirkan, terdapat 8,11% atau 5,3 juta remaja berusia 16-18 tahun yang sudah menjadi perokok. Padahal, sebagian besar dari mereka belum bekerja. Rokok juga merupakan salah satu produk olahan tembakau yang berbahaya dan mengandung 4000 jenis senyawa kimia serta 400 zat berbahaya.
Rata-rata pemuda Indonesia merokok 11,16 batang per hari. Namun, pemuda di sejumlah provinsi merokok lebih dari 11,16 batang sehari.
Provinsi dengan jumlah perokok teraktif adalah Sulawesi Barat yakni 16,93 batang per hari. Urutan kedua adalah Bangka Belitung dengan 16,65 batang per hari kemudian Riau (16,21 batang/hari), Jambi (16,2 batang/hari), dan Kalimantan Tengah (15,75 per hari).
Jawa Timur yang merupakan sentra produksi rokok hanya ada di urutan 23.
Sementara itu, pemuda yang merokok dari Maluku hanya mengkonsumsi rokok 6,71 batang per hari, terendah dibandingkan provinsii yang ada di Indonesia.
Sumber : CNBC Indonesia