Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) memberikan penjelasan mengenai kertas-kertas koreografi di tribun Stadion Utama Gelora Bung Karno yang disebut dihancurkan menjelang laga semifinal Piala AFF antara timnas Indonesia dan Vietnam. Paspampres menyatakan kertas tersebut hanya diamankan dan tidak perusakan.
Melansir metro.sindonews.com, Komandan Paspampres Marsda TNI Wahyu Hidayat Sudjatmiko mengatakan, pihaknya mengamankan kertas koreografi tersebut dikarenakan mencurigakan.
“Mereka itu malam-malam masuk stadion, pasang spanduk tanpa izin pengelola. Pada pagi hari saat kita sterilisasi, kita temukan itu sudah terpasang, dibandulin batu dan segala macam. Kita khawatir itu jadi bahaya, kita amankan,” kata Wahyu, Sabtu (7/1).
Wahyu menuturkan, terkait narasi publik yang menyebut bahwa Paspampres merusak kertas koreografi tersebut tidak lah benar. Sebab, pihaknya hanya mengamankan dan telah mengembalikan kertas koreografi tersebut setelah tahu dari mana asalnya.
“Mereka malam-malam itu masuk stadion tanpa izin pasang itu. Pihak pengelola tidak tahu, PSSI juga tidak tahu. Nah maka itu kita turunkan,” tuturnya.
“Kita amankan, tidak kita rusak, kita amankan. Setelah clear masalahnya kita kembalikan,” sambung Wahyu.
Diketahui, La Grande Indonesia menolak hadir di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) saat Timnas Indonesia ditahan imbang Vietnam, Jumat (6/1). Sebab, kertas koreografi yang telah mereka persiapkan disita Paspampres sebelum laga.
Salah satu anggota La Grande Indonesia, Unggul menjelaskan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan pihak keamanan PSSI terkait rencana koreografi di laga yang berkesudahan imbang tanpa gol tersebut.
“Kronologinya jadi kita udah bersurat ke security officer PSSI terkait konsep koreo, peralatan yang dibawa masuk, sama segala macam perlengkapan yang kita mau bawa di pertandingan semifinal pertama Indonesia sama Vietnam,” kata Unggul, Jumat (6/1).
“Kemudian dapat kabar paginya ternyata bahan-bahan koreo kita dirapikan sama petugas dari Paspampres,” ucapnya.