Malika Anastasya (6), bocah yang diculik di kawasan Gunung Sahari, Jakarta Pusat sempat mengalami kekerasan fisik yang dilakukan oleh pelaku penculikan.
Melansir metro.tempo.co, Pakar psikologi anak, Seto Mulyadi alias Kak Seto, mengatakan penculik anak MA, Iwan Sumarno, menangis dan meminta maaf kepada keluarga korban. Iwan mengakui telah melakukan kekerasan fisik terhadap MA.
“Saya betul-betul merasa bersalah, saya minta maaf,” kata Seto menceritakan pengakuan Iwan seusai menemuinya di Kepolisian Resor Jakarta Pusat, Jumat malam (6/1).
Iwan menculik MA di kompleks Gunung Sahari, Jakarta Pusat, pada 7 Desember 2022. Selama 26 hari polisi memburu Iwan setelah menerima laporan orang tua korban pada Jumat, 9 Desember 2022.
Kekerasan fisik bermula ketika MA meminta dipulangkan ke orang tuanya. Iwan marah lantaran tak punya uang. Dia langsung menyentil, mencubit, dan menampar bocah enam tahun itu. “Katanya begitu sambil menangis,” tutur Seto.
Menurut dia, saat itu Iwan mengaku bersalah lantaran menculik anak kelima pasangan Onih dan Tunggal itu. Iwan berjanji akan bersujud di kaki orang tua MA jika bebas.
“Saya tahu ini salah, tapi itulah keadaan yang sebenarnya,” ujar dia kepada Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) itu.
Kepada Seto, tersangka penculikan anak ini bercerita, dirinya bercerai 11 tahun lalu. Sang mertua yang memaksa perceraian ini pasca Iwan mengajak istrinya memulung.
“Mertuanya enggak terima anaknya bekerja begitu,” ucap Seto.
Perceraian itu tak hanya memisahkan Iwan dengan istrinya. Mertua dia bahkan membawa YY alias N, anak Iwan. Dia mengaku tidak diizinkan menemui putrinya.
“Dia menangis, karena merasa dipisahkan dari anaknya itu,” Seto menambahkan.
Polisi menangkap Iwan pada Senin malam (2/1). Saat itu, Iwan dan MA berada di kawasan Jalan Wahid Hasyim, Cipadu, Ciledug, Tangerang. Korban penculikan anak, MA, langsung dibawa ke Rumah Sakit atau RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur sekitar pukul 21.30 WIB. Polisi telah menetapkan penculik anak itu sebagai tersangka.