News24xx.com – Seorang gadis cilik yang menjadi korban pencabulan oleh aki-aki penjual mainan di Penjaringan, Jakarta Utara mengalami rasa trauma berat.
Menurut keterangan MW, ibu korban, dalam beberapa pekan terakhir gadis cilik itu tak mau lagi salat di masjid. Selain itu, putrinya juga mengalami trauma dan takut bertemu dengan Y alias Abah terduga pelaku pencabulan.
Pasalnya menurut keterangan beberapa korban, pelaku kerap melakukan pencabulan di dalam masjid saat waktu salat Zuhur dan Ashar.
“Kalau disuruh salat enggak mau takut. Saya bilang takut kenapa? Nggak apa-apa mah takut diomelin ada Abah,” ujar MW saat ditemui dikediamannya, Jumat.
Tak hanya ke masjid, bahkan putrinya merasa takut diajak pergi ke Pasar Malam. Pasalnya, pelaku merupakan penjual mainan di Pasar Malam.
“Kalau aku ajak ke pasar malam, enggak mau takut katanya masih trauma, takut ketemu,” ujarnya.
Dari kondisi tersebut, sang Ibu mulai menaruh rasa curiga. Kemudian, Si Ibu terus mengorek keterangan pada putrinya, alasan mengapa ia takut bertemu dengan Abah. Namun, gadis cilik itu tak mau terus terang tentang perihal apa yang telah dilakukan oleh pelaku.
Kemudian, ia mendengar cerita dari teman putrinya, bila dia juga merasa takut bertemu dengan pelaku. Ia pun coba mengorek keterangan dari gadis cilik tersebut.
“Katanya dicium dan diraba-raba,” terang MW.
Menurutnya, modus pelaku dalam melancarkan aksi mesumnya dengan cara memberikan mainan secara cuma-cuma dan uang jajan pada bocah-bocah perempuan. Sehingga, bocah perempuan yang masih polos itu, nurut pada si Abah.
Dikatakan MW ada sekitar 8 gadis cilik di bawah umur yang menjadi korban pencabulan si aki-aki penjual mainan di pasar malam tersebut.
Setelah melakukan perundingan dengan keluarga korban lainnya, mereka sepakat melaporkan aksi bejat si aki-aki ke Polres Pelabuhan Tanjung Priok.
Arif memastikan saat ini polisi sedang mendalami kasus pelecehan seksual yang menimpa bocah perempuan di bawah umur tersebut.
“Kami sedang mendalami, pelakunya sudah kita ketahui,” singkat Arif.
(*)