Insiden TKA China bentrok dengan pekerja lokal di lokasi industri pengolahan nikel (smelter) PT. Gunbuster Nickel Industri (GNI), di Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, Morowali Utara pada Sabtu (14/1).
PT GNI akan melakukan investigasi secara menyeluruh terkait insiden unjuk rasa berujung kerusuhan yang terjadi di kawasan industri GNI tersebut.
Kerusuhan itu mengakibatkan dua korban jiwa, terdiri atas satu pekerja lokal dan satu pekerja China. Insiden besar itu diwarnai aksi bakar-bakaran, dan membuat aktivitas perusahaan berhenti total.
“Kami sangat menyayangkan insiden tersebut. Pihak perusahaan akan berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk melakukan investigasi atas terjadinya peristiwa tersebut. Hal ini bukan saja merugikan perusahaan dan karyawan karena operasional pabrik harus terhenti, tapi juga merugikan masyarakat sekitar kawasan Industri,” ujar Head of Human Resources and General Affairs PT GNI, Muknis Basri Assegaf dilansir dari republika.co.id, Senin (16/1).
Muknis mengungkapkan, pada Ahad (15/1), telah diadakan pertemuan yang dihadiri Direktur Intelkam Polda Sulteng Kombes Anggara Nasution dan Sekda Morut Musda Guntur yang didampingi Kapolres Morut dan Dandim Morowali dan Morowali Utara.
Dalam pertemuan tersebut, semua pihak menyayangkan kejadian yang menimbulkan kerusakan dan merugikan banyak pihak.
Adapun kerugian dirasakan perusahaan, karyawan, hingga warga sekitar pabrik yang terdampak aktivitas hariannya. Terkait isu yang beredar terjadi penganiayaan oleh oknum tenaga kerja asing (TKA) terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) dan kekerasan terhadap pekerja perempuan, Muknis menekankan, isu tersebut tidak benar.
Penyerangan terhadap karyawan terjadi saat jam operasional pabrik berlangsung sehingga aktivitas terhenti dan menimbulkan kerusakan parah dan penjarahan di 100 mess karyawan tenaga kerja lokal, perempuan dan tenaga kerja asing. Selain itu, sekitar enam alat berat dan kendaraan operasional milik perusahaan terbakar.
“Mereka juga menyerang TKA agar berhenti bekerja. Dan setelah muncul kericuhan, mereka kemudian membakar dan menjarah mess perempuan tenaga kerja lokal, hingga menjarah mess TNI kemudian membakarnya,” ucap Muknis.