Aktivis lingkungan Greta Thunberg ditahan polisi saat menggelar demonstrasi anti-tambang batu bara di Jerman pada Minggu (15/1).
Dilansir dari BBC pada Rabu (18/1), Greta melakukan aksi protes dengan para aktivis yang berusaha mencegah desa Lutzerath dirobohkan untuk perluasan tambang batu bara. Adapun desa ini telah ditinggalkan oleh penduduknya.
Tak lama setelahnya, Polisi memberikan klarifikasi bahwa Greta hanya ditahan singkat dan telah dibebaskan setelah menjalani pemeriksaan identitas. Petugas juga mengonfirmasi bahwa semua yang ditahan tidak akan didakwa.
Polisi mengatakan aktivis asal Swedia tersebut itu ditahan setelah sekelompok orang bergegas menuju pinggir tambang Garzweiler 2 di Lutzerath.
Sebelumnya, dalah sebuah video dari tempat kejadian menunjukkan tiga petugas membawa Greta dari aksi protes tersebut. Dalam video itu, dia terlihat tersenyum saat digotong Polisi.
Dilansir dari CNN International, juru bicara polisi Christof Hüls mengatakan ini adalah kedua kalinya Greta ditahan di lokasi tersebut.
Dia adalah bagian dari sekelompok besar pengunjuk rasa yang menerobos penghalang polisi dan melanggar batas lubang tambang batu bara yang belum dapat diamankan sepenuhnya oleh pihak berwenang.
Setelah kelompok itu maju ke lubang batu bara, polisi khawatir massa pengunjuk rasa mengakibatkan tanah bergerak setelah sebelumnya tanah tersebut dilunakkan oleh curah hujan selama beberapa hari terakhir.
Menurut kepolisian, petugas memutuskan untuk turun tangan agar para pengunjuk rasa menjauhi area berbahaya tersebut.
“Kami tahu siapa dia (Greta Thunberg), tetapi dia tidak mendapatkan perlakuan VIP. Dia tidak melawan,” kata Hüls.
Para aktivis berpendapat pembakaran batu bara merusak upaya Jerman untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Pemerintah telah berjanji untuk memajukan penghentian penggunaan batu bara di Rhine-Westphalia Utara, negara bagian tempat tambang itu berada, hingga tahun 2030, lebih awal dari target nasional pada tahun 2038.