Korban angin puting beliung di Desa Nangahale, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) membutuhkan seng dan kayu untuk memperbaiki rumah yang rusak akibat bencana tersebut.
Sudah hampir sepekan korban angin puting beliung di Desa Nangahale, Kecamatan Talibura Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) tak menempati rumah yang rusak dan kerap mengungsi ke rumah tetangga atau keluarga.
“Kami hanya minta dibantu seng dan kayu untuk perbaiki atap rumah. Tapi sampai sekarang belum dapat bantuan,” ujar Firmus Woga (72) warga Dusun Utanwair Desa Nangahale dilansir dari regional.kompas.com, Senin (25/1).
Firmus menuturkan, pasca kejadian itu ia bersama keluarga menetap sementara di bangunan dapur. Namun, saat hujan tiba, mereka mengungsi ke rumah tetangganya. Ia berharap pemerintah segera menyalurkan bantuan, sehingga rumah mereka bisa diperbaiki dan ditempati.
Warga lain, Fidensia Fin yang juga pemilik kos-kosan di Dusun Nangahale berharap agar pemerintah memberikan bantuan berupa seng dan kayu. Pasalnya bangunan kos yang dihuni 21 siswa belum ditempati karena belum diperbaiki. Akibatnya aktivitas belajar siswa menjadi terganggu.
“Saya berharap agar bantuan cepat disalurkan untuk perbaiki atap, sehingga anak-anak yang tinggal di sini bisa bersekolah dengan lancar dan aman,” pintanya.
Kepala Desa Nangahale Sahanudin mengatakan, telah melaporkan kejadian tersebut kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sikka. Namun hingga saat ini BPBD belum menyalurkan bantuan untuk para korban.
“Saya sudah hubungi Kepala BPBD Sikka melaporkan kerusakan yang ada. Esok kami serahkan keterangan tertulis ke BPBD Sikka,” ujarnya.
Sebelumnya angin puting beliung melanda wilayah Desa Nangahale, Rabu (18/1) malam. Akibatnya 35 rumah dan tiga gedung sekolah, yakni Mis Muhammadiyah Al-Fatah, MTs Muhammadiyah Al-Fatah dan SMK Negeri 1 Talibura rusak. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.