Baru-baru ini pelantun lagu tema piala dunia 2010, Shakira mengungkap bagaimana ia mendapati kekasihnya Gerard Piqué selingkuh. Hubungan asmara yang telah dijalin 11 tahun lamanya akhirnya kandas akibat dugaan perselingkuhan yang diketahui dari selai stroberi Shakira yang habis tak bersisa.
Rumor kandasnya cerita cinta Shakira pertama kali bermula dari video musiknya dengan Rauw Alejandro, “Te Felicito,” yang dirilis pada Agustus 2022, tiga bulan setelah ia mengumumkan perpisahannya dari Piqué.
Dalam salah satu adegan, Shakira terlihat sedang melihat ke dalam lemari es. Menurut Show News Today, Shakira ditanyai dalam sebuah wawancara tentang apa yang ia cari di lemari es.
“Untuk mengungkap kebenaran! di-scene itu saya pergi ke lemari es dan menemukan kepala Rauw Alejandro.”
Shakira menduga pasangannya yang berprofesi sebagai pemain sepak bola itu selingkuh dari sebuah kejanggalan. Shakira tahu persis bahwa bintang Barcelona itu beserta buah hati mereka sama-sama tidak menyukai selai rasa stroberi. Shakira kemudian berspekulasi bahwa Pique selingkuh dari selai stroberi yang disimpannya di kulkas.
Dibalik itu, timbul tanda tanya mengapa banyak hubungan asmara kandas oleh perselingkuhan yang dilakukan pasangan. Dikhianati oleh orang tercinta itu sangat menyakitkan untuk dialami dan meninggalkan banyak bekas luka.
Selingkuh merupakan perbuatan yang melanggar perjanjian pernikahan atau hubungan romantis yang sah, di mana seseorang melakukan kontak intim atau hubungan emosional dengan orang lain di luar hubungan yang sah.
Sejarah selingkuh telah mengakar di peradaban manusia sejak zaman dulu dan ditemukan dalam berbagai budaya dan sejarah. Jadi tak heran jika masih banyak perselingkuhan yang terjadi di zaman sekarang.
Dalam sejarah Mesir kuno, selingkuh dianggap sebagai perbuatan yang tidak baik dan dapat menyebabkan hukuman yang keras. Dalam sejarah Yunani dan Romawi kuno, selingkuh dianggap sebagai perbuatan yang tidak baik tetapi sering terjadi di kalangan bangsawan dan pemimpin.
Memang mengkhianati pasangan itu merupakan hal yang tidak baik. Tapi, adakalanya perselingkuhan itu terjadi akibat satu faktor X, sebut saja hubungan yang toksik.
Bayangkan seorang suami mulai kecanduan alkohol, tidak lagi perhatian terhadap istri dan anaknya dan jarang berada di rumah. Situasi ini akan menyulitkan pasangan apalagi yang secara finansial masih bergantung terhadap suaminya.
Pada satu kesempatan, sang istri sedang berada di mall dan bertemu teman lama yang membanjirinya dengan cinta dan kasih sayang. Lama tak mendapatkan perhatian, akhirnya membuka jalan bagi si istri untuk menjalin hubungan dengan orang ketiga.
Nah dari sana, dapat dilihat bahwa terdapat faktor innocent yang sering muncul yang bisa menjadi pembelajaran dari pengalaman orang lain.
Berbicara soal alasan biologis, ternyata terdapat semacam mekanisme yang membuat seseorang melakukan perselingkuhan. Dari beberapa studi menyebutkan jatuh cinta dapat melepaskan dopamin (senyawa kimia yang membuat bahagia). Seiring berjalannya waktu senyawa ini akan memudar terlebih jika salah satu pasangan berubah sikapnya dan bisa saja meningkat saat bertemu orang baru yang dapat menghidupkan perasaan bahagia tersebut.
Bedanya cheater dan non-cheater adalah non-cheater tidak akan bereaksi berlebihan dengan perasaan ini mengingat adanya komitmen yang harus dijaga, masa depan pernikahan dan anak-anak yang harus dipertahankan.
Sumber : CNBC Indonesia